Perekonomian setiap negara pasti memiliki perbedaan yang signifikan. Rakyat Indonesia telah menghadapi virus COVID-19 selama kurang lebih tiga tahun, seperti halnya yang terjadi di Indonesia. Ini memiliki banyak konsekuensi. Kehidupan membawa banyak tantangan, termasuk kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarga terdekat, dan hidup dalam kelaparan. Ketika kemiskinan dan masalah ekonomi meningkat, banyak keluarga menjadi kebingungan. Ini terutama berlaku untuk keluarga dengan status ekonomi rendah.
Keluarga Ibu Suniatun, seorang single parent yang memiliki 4 orang anak, 1 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Bermodalkan warung dengan lahan yang diberikan warga untuknya dan jika malam hari ia mencari barang bekas (sebagai pemulung), kini Ibu suniatun berperan menjadi kepala keluarga sekaligus seorang ibu. Kini, Ibu suniatun tinggal di sebuah kontrakan sederhana bersama anak-anaknya sebelumnya beliau diberikan lahan oleh salah satu warga tetapi pada penghujung tahun 2023 tempat yang mereka tempati di ambil kembali oleh pemiliknya. Beliau mengungkapkan rendahnya taraf ekonomi yang dimiliki membawa banyak sekali dampak yang harus dihadapi. Sulitnya pembayaran uang sekolah untuk anaknya, banyaknya biaya tanggungan, dan besarnya biaya kontarakan dan token listrik, menjadi beberapa permasalahan yang menghampiri kehidupan Ibu suniatun.
Uluran tangan masyarakat sekitar sangat dibutuhkan bagi keluarga-keluarga dhuafa, selayaknya makhluk ciptaan Allah SWT sudah seharusnya saling membantu satu sama lain. Sebagai individu yang dikaruniai sebagian rezeki, diharapkan dapat memiliki kepeduliaan dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Pemberdayaan keluarga dhuafa menjadi salah satu langkah dan upaya untuk mensejahterakan keluarga dhuafa. Dengan berbagai metode yang dikemas secara modern, dapat memudahkan proses pemberdayaan. Salah satu metode yang dapat digunakan ialah metode fundraising, metode ini mengusung konsep penggalangan dana melalui proses pengumpulan kontribusi sukarela dalam bentuk uang dengan meminta bantuan dari inividu, perusahaan, yayasan atau lembaga lainnya. Selain itu, pemanfaatan sosial media turut mendukung proses pelaksanaan fundraising dengan cara mengunggah flyer, video maupun profile keluarga dhuafa yang diberdayakan.
Dengan itu kami merasa bersukur melalui mata kuliah Kemuhammadiyahan kami Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA diberikan ruang untuk dapat melangsungkan dan melakukan fundraising guna melaksanakan pemberdayaan terhadap keluarga dhuafa. Begitupun dengan Mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang beranggotakan Alma Dina Dwi Marlina, Rahmah Novianti, Saras Dwi Putri Maulida dan Jeslina Nogo Kabelen selaku kelompok pelaksana yang melakukan pemberdayaan kaum dhuafa, tepatnya bagi keluarga Ibu Suniatun. Tentunya dalam melakukan pemberdayaan ini, tidak terlepas dari arahan dan juga bimbingan Bapak Amirullah, M.A yang merupakan salah satu Dosen Pengampu mata kuliah Kemuhammadiyahan. Pemberdayaan ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari surah Al-Maun yang di dalamnya Allah SWT memerintahkan agar dapat saling membantu dan bermanfaat untuk orang lain, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H