Lihat ke Halaman Asli

Rahmah Athaillah

Pecinta Literasi

Filsafat Politik Ibnu Arabi: Pemikir Kosmis dan Kemanusiaan

Diperbarui: 15 Januari 2024   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: pixabay

Ibnu Arabi, seorang sufi besar dan filsuf Islam dari abad ke-12, tidak hanya dikenal sebagai pemikir spiritual, tetapi juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam bidang filsafat politik Islam. Pemikirannya mencerminkan harmoni antara dimensi kosmis dan kemanusiaan, menjelaskan relasi antara individu, masyarakat, dan Allah. Filsafat politik Ibnu Arabi menciptakan pemahaman mendalam tentang tanggung jawab sosial, keadilan, dan hubungan manusia dengan keberadaan ilahi.


1. Wujud dan Kasb: Konsep Kosmis Ibnu Arabi

Pandangan Ibnu Arabi tentang politik dimulai dengan pemahaman tentang hubungan antara Wujud (Kehadiran Ilahi) dan Kasb (Manifestasi). Menurutnya, segala sesuatu di alam ini adalah refleksi dari keberadaan ilahi. Dalam konteks politik, ini mengartikan bahwa struktur sosial dan politik adalah manifestasi dari kebijaksanaan Allah.

2. Kemanusiaan sebagai Manifestasi Allah

Ibnu Arabi menekankan bahwa manusia, sebagai makhluk yang unik, adalah titik puncak dari penciptaan. Dalam pandangan politiknya, dia melihat keberadaan manusia sebagai manifestasi dari Asma'ul Husna (nama-nama indah Allah). Oleh karena itu, tanggung jawab sosial dan politik adalah bentuk ibadah yang menghormati keberadaan ilahi di setiap individu.

3. Konsep Wilayah dan Tatanan Sosial

Dalam masyarakat, Ibnu Arabi menekankan konsep wilayah (maratib) dan tatanan sosial yang saling terkait. Pemimpin (wali) dianggap sebagai representasi ilahi dan memiliki tanggung jawab untuk memastikan keadilan dan kesejahteraan di dalam wilayahnya. Pemikiran ini menggambarkan filsafat politiknya yang menciptakan keseimbangan antara otoritas dan keadilan.

4. Visi Kesatuan dalam Keanekaragaman

Pemikiran politik Ibnu Arabi menciptakan visi kesatuan dalam keanekaragaman. Meskipun masyarakat dan budaya berbeda-beda, dia melihat kesatuan yang mendasar di balik keberagaman tersebut. Ini menciptakan pemahaman yang inklusif dan menghormati perbedaan sebagai manifestasi kebijaksanaan Allah.

5. Tanggung Jawab Sosial dan Etika

Filsafat politik Ibnu Arabi menempatkan tanggung jawab sosial dan etika sebagai inti dari kehidupan bermasyarakat. Pemimpin diharapkan untuk memimpin dengan keadilan, bijaksana, dan rahmat, menciptakan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai spiritual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline