Lihat ke Halaman Asli

Rahmah Athaillah

Pecinta Literasi

Implementasi Jiwa Menurut Imam Al Ghazali Terhadap Pergantian Tahun Bagi Seorang Muslim

Diperbarui: 1 Januari 2024   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay

Pendahuluan

Pergantian tahun seringkali menjadi momen refleksi dan introspeksi bagi banyak orang, terutama bagi umat Muslim. Menyikapi pergantian tahun dengan pemahaman yang bijaksana adalah suatu hal yang penting. Al-Ghazali, seorang filosof, ilmuwan, dan cendekiawan Muslim terkemuka, memiliki pandangan yang dalam mengenai jiwa dan bagaimana seharusnya sikap umat Muslim pada momen seperti ini. Artikel ini akan membahas pandangan Al-Ghazali tentang jiwa serta implementasinya dalam sikap umat Muslim pada pergantian tahun.

1. Pandangan Al-Ghazali tentang Jiwa

Al-Ghazali mengajarkan bahwa jiwa manusia adalah inti dari eksistensi spiritual. Menurutnya, jiwa adalah titik fokus yang menghubungkan manusia dengan Allah. Jiwa memiliki dimensi yang kompleks, meliputi akal, emosi, kehendak, dan kecenderungan spiritual yang memerlukan perhatian dan pengendalian.

2. Refleksi pada Pergantian Tahun

Pada pergantian tahun, Al-Ghazali menekankan pentingnya refleksi diri bagi umat Muslim. Hal ini sejalan dengan konsep mujahadah (perjuangan) dalam tasawuf, di mana individu bertekad untuk meningkatkan kualitas diri secara spiritual. Al-Ghazali mengajarkan bahwa momen pergantian tahun adalah kesempatan untuk mengevaluasi amal perbuatan, menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip agama, dan memperbaiki hubungan dengan Allah.

3. Mengendalikan Nafsu dan Kesombongan

Al-Ghazali menekankan pentingnya mengendalikan nafsu dan kesombongan dalam menyambut pergantian tahun. Sebagian besar masalah manusia, menurutnya, berasal dari kurangnya kendali atas nafsu dan kesombongan. Oleh karena itu, umat Muslim diharapkan untuk merenungkan kesalahan masa lalu dan menyesuaikan sikap mereka dengan prinsip-prinsip yang lebih rendah hati, bijaksana, dan taat pada agama.

4. Amal dan Kebaikan

Menurut Al-Ghazali, pergantian tahun adalah kesempatan untuk memulai kembali dengan niat yang baik dan amal yang saleh. Dia menekankan pentingnya amal baik sebagai ekspresi dari keimanan yang tulus. Umat Muslim dapat menggunakan momen ini untuk merencanakan perbaikan diri, berbuat kebaikan, dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline