Lihat ke Halaman Asli

Rahmah DianPutri

Education is important especially for woman

Israel Penjajah Sepanjang Sejarah

Diperbarui: 29 Mei 2021   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Entrepreneurship Project in Creative Writing

Final Exam

Sudah lebih dari 70 tahun, siapa yang tak tau terkait peperangan antara Palestina dan Israel? Banyak orang hanya sekedar tau bahwa Israel menyerang Palestina tetapi tidak tau latar belakangnya. Melansir dari Kompasiana.com yang menutip Vox, latar belakang konflik antara Palestina dan Israel adalah kedua belah pihak ingin mendirikan di tanah yang sama. Negara bertetangga itu ingin mendapatkan dan menguasai wilayah geografis yang terletak di antara Laut Mediterania dan Sungai Jordan. Di dalamnya terdapat kota Yerusalem yang merupakan tempat suci bagi orang Arab Palestina dan orang Yahudi Israel. Di peta saat ini, wilayah tersebut diberi label Israel. Sejak 1900-an hingga saat ini, konflik tersebut melahirkan masalah lain. Tak hanya bermusuhan, mulai dari diteror hingga menderita, itu lah yang dirasakan Palestina akibat Israel yang melakukan pendudukan militer.

Belakangan ini, konflik yang tak kunjung usai itu kembali memanas setelah Israel melakukan serangan udara di daerah Gaza lalu dibalas oleh Militan Palestina dengan menembakkan lebih dari 3.000 roket ke Israel. Media sosial pun ramai terkait hal itu. Baik Palestina maupun Israel, mereka memiliki pembelaan masing-masing sehingga timbulah pro dan kontra. Melansir nasional.sindonews.com, mantan ketua DPR, Fahri Hamzah mengatakan bahwa jika ada seorang WNI yang tidak mendukung Palestina, ia merupakan WNI yang Kartu Keluarganya dicetak pada zaman kolonial Belanda. Lalu melansir cnnindonesia.com, Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah menyatakan dukungan pada Israel. 

Palestina mulai terhapus dari peta dunia dikarenakan Israel yang setiap waktu memperluas teritori negaranya. Selain itu, setiap orang memiliki Hak Asasi Manusia, mereka berhak atas kehidupan, kebebasan, dan keselamatan. Oleh karenya itu, penyerangan Israel terhadap Palestina adalah salah. Berbicara tentang Hamas yang disebut menyerang Israel, perlu diketahui bahwa sebelum ada Hamas pun, Israel sudah melakukan teror dan merampas tanah Palestina sejak puluhan tahun lalu. Kendati secara umum diketahui kekejaman Israel kepada Palestina, bukan berarti tak ada pihak yang disebut pro Israel. Melansir dari bbc.com, Pembela Palestina disebut tidak tau sejarah. Terkait banyaknya koran jiwa warga Palestina, itu adalah kesalahan  Hamas karena tidak melindungi warga Gaza. Selain itu, konflik yang kembali pelik mengenai jemaah salat tarawih di Al Aqsa, sebenarnya polisi Israel sedang menertibkan situasi di dalam masjid tersebut. Seorang pro Israel bernama Monique, ia mendirikan yayasan non-profit Hadassah of Indonesia untuk mengedukasi orang-orang agar tak ada lagi anti Israel.

Ada beberapa alasan mengapa Palestina patut dibela. Bukan hanya terkait agama, kenegaraan, tetapi juga sebagai manusia yang sudah seharusnya memanusiakan manusia lainnya. Sebuah negara yang disebut Palestina menjadi kacau setelah 1948 yang mana secara besar-besaran orang Yahudi mulai menginjakkan kakinya di tanah Palestina. Bahkan, pemilik tanah diserang sehingga tergusur dan kehilangan tanahnya sendiri. Berbicara dari sudut pandang agama, di palestina terdapat masjid yang bernama Masjidil Aqsa. Dipercaya oleh umat Islam bahwa masjid tersebut masjid yang suci ketiga dan penting untuk dikunjungi setlah Masjidil Haram dan Nabawi. Selain itu, masjid tersebut merupakan kiblat pertama umat Islam. Lalu, Masjidil Aqsa adalah masjid yang kedua dibangun di muka bumi. Sehingga, pembelaan terhadap Palestina memang suatu kewajiban sekaligus melindungi Masjid yang suci itu. sesuai dengan sabra Rasulullah saw. "Tolonglah saudaramu yang berbuat zhalim (aniaya) dan yang dizhalimi" (H.R. Shahih Bukhari-2263).

Melansir dari nasional.sindonews.com, jika berbicara sejarah, Palestina adalah negara yang paling pertama mengakui kemerdekaan Indonesia. Ketika sebagai warga dunia, khususnya Indonesia ikut memperjuangkan kemerdekaan Palestina, hal itu bukanlah suatu hal yang salah. Berdasarkan pembukaan UUD 1945, "Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Sudah jelas bahwa menghapuskan penjajahan dan membantu bangsa untuk mendapatkan hak kemerdekaan, adalah sebuah kewajiban.

Banyak orang-orang yang bukan Islam juga bukan Indonesia yang menjadi relawan untuk membantu Palestina. Bahkan, orang biasa, public figure, hingga pejabat baik dalam maupun luar negeri, menginginkan kemerdekaan bagi Palestina. Hal itu terjadi karena adanya jiwa kemanusiaan. Meski bagaimanapun, warga Palestina adalah manusia yang juga memiliki hak untuk hidup, hak untuk merasakan kebebasan, dan juga keselamatan. Sedang selama ini, Palestina tak henti dijajah dan dirampas haknya. Bagaimana bisa sesama manusia membiarkan hal itu terjadi? Jika ada yang keheranan terhadap Gaza yang bereaksi padahal kerusuhan terjadi di Yerussalem Timur, hal itu adalah wajar. Sesama Islam adalah saudara, mereka merasa satu entitas dan pada dasarnya adalah bernegara yang satu, jadi sangat wajar jika Gaza bereaksi terhadap zhalimnya Israel, lebih lagi terhadap orang yang sedang beribadh; jemaah salat tarawih di Al-Aqsa.

Benar, setiap orang memiliki sudut pandangnya masing-masing. Setiap orang memiliki haknya masing-masing untuk membela siapa. Namun, sebelum memutuskan untuk menjadi tim pro atau kontra, entu perlu mempelajari suatu konflik yang terjadi. Tentu bukan hanya karena ikut-ikutan. Belajarlah untuk melakukan sesuatu atas dasar suatu landasan. Puluhan tahun dijajah bukan perkara sepele. Jutaan manusia dihabisi dengan keji. Puluhan juta manusia meninggal secara paksa. Tanah dan hak dirampas, kemerdekaan hanya sekedar angan. Dimana letak benarnya si penjajah? Tak semua Islam sehingga membela atas dasar agama. Tak semua Indonesia sehingga membantu merdeka atas dasar negara. Tapi kita semua manusia, sudah sepatutnya memanusiakan manusia lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline