Pagi ini saya membuka situs kompasiona.com dan tidak sengaja membuka salah satu video terbarunya tentang "Ruang Kurasi: Penyebab Sulitnya Belajar Bahasa Inggris" yang disampaikan oleh Widha Karina (head of content kompasiana) dan ternyata sebagian pelaku english speaker mengeluhkan dia sebagai tumpuan dalam berbahasa inggris.
Program ini adalah sebuah program yang mengulas tentang konten-konten yang ada diposting di kompasiana oleh kompasianer, dan pada hari ini dia membahas tentang konten susahnya belajar bahasa inggris.
Pertama, dari seorang mahasiswa Sasing, Angkatan 2019 yaitu Gana Salsadilla dengan judul tulisannya "Jangan membuat Mahasiswa Bahasaa Inggris Minder, Dong!" dia mengulas tentang bagaimana dia sebalnya dengan perilaku orang yang setiap kali ketemu dia dimintai tolong untuk menterjemahkan teks, padahal tahukan dia jurusan sastra inggris bukan kamus berjalan! dan dia menuliskan kesalnya "mahasiswa sastra inggris bukan google tranlate" ujarnya.
Kedua, adalah tulisan seorang guru bahasa inggris, Hambali Anto yang sangat gemas dengan perilaku siswa-siswanya karena setiap ketemu dia pasti menanyakan sebuah arti kata, dan malas sekali membuka kamus padahal guru bahasa Inggris bukanlah kamus berjalan. Ketika ditanya siswa tersebut menjawab : "kan langsung tahu, pak, kalau nanya ke Bapak, kan bapak guru bahasa inggris, jadi tahu arti semua bahasa ingris". diapun langsung jawab : "Bapak cuma manusia biasa, Tidak mungkin mampu menjawab semua kata arti yang ada dalam kamus setebal itu". yahh apalagi saya dech yang bukan guru bahasa inggris, eh payah!
Kompasianer ketiga adalah seorang trainer dan homeschooling, yaitu Ayu Safitri. Dia mempertanyakan kenapa bangsa Indonesia lambat sekali berbahasa inggris dengan judul artikelnya "12 Tahun belajar , Tapi belum bisa "ngomong" Bahasa Inggris". kok dia juga mempertanyakan, apakah ini kesalahan siswa, guru atau faktor lainnya? dia berpendapat ada 6 penyebab lemahnya kita berbahasa inggris.
Pertama, terpaku pada grammer. Kedua, urutan belajar yang keliru. Sejak SD kita hanya belajar grammer bukan speaking yang didahulukan. Ketiga adalah kurangnya latihan dan simulasi. Setelah penulis cek penyebabnya yang berikutnya di artikelnya maka penulis tahu bahwa penyebab yang keempat adalah berusaha menghafal isi kamus. Kelima hobby banget dalam menerjemahkan dan keenam adalah kurangnya situmulus lingkungan.
Memang diakui atau tidak belajar bahasa asing itu susah-mudah, kerana dikatakan mudah karena terbiasa menggunakan bahasa tersebut dan dikatakan susah karena yang namanya bahasa asing seperti bahasa inggris bukan bahasa ibu.
Salam inspirasi !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H