Lihat ke Halaman Asli

Hujan Tengah Malam

Diperbarui: 20 November 2023   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan Tengah Malam
Denting jam dinding berbunyi, pertanda hari telah berganti.
Aku menatapnya dari luar diikuti hembusan angin menyibak tirai.
Tak ada bulan dan bintang malam ini, melainkan langit kelabu yang menemani.
Langit akan menangis, ditandai gemuruh petir yang menghampiri.
Aku tak ingin beranjak dari sini, diam tak bergeming membiarkan angin mambasuh
diri.
Lantunan melodi para jangkrik seraya meredup, kunang-kunang terbang
berlindung.
Tatkala awan hitam tak kuasa menahan beban yang ia bawa.
Rintik hujan perlahan turun, irama lembut memperindah khayalan.
Petir kembali menyapa dengan lantang, sial aku tersadar dari lamunan.
Menatap nanar langit yang semakin menghitam.
Cukup lama aku berada diluar, bersandar pada kehampaan angin malam.
Terlihat setitik cahaya jingga menembus retina dan awan yang telah kehilangan
beban.
Hujan yang telah usai membuatku beranjak dari kenyamanan.
Memaksakan kaki mungil ini untuk senantiasa berjalan menentukan langkah yang
pasti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline