Lihat ke Halaman Asli

Rahma Ayuningtyas Fachrunisa

Writer, Psychologist

Pola Asuh "Secure Attachment" sebagai Bekal Mendasar bagi Anak dalam Mempersiapkan Eksplorasi Pendidikan

Diperbarui: 7 Juli 2019   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: islamicity.org

Sistem pendidikan di Indonesia merupakan hal penting yang hingga kini masih menjadi konsentrasi perbaikan oleh pemerintah. Upaya perbaikan tersebut terlihat dari banyaknya usaha pembenahan dan pengembangan sistem pembelajaran yang efektif sebagainsolusi atas permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. 

Berbagai model pembelajaran telah diterapkan dengan memperhatikan aspek kualitas dari masing-masing model pembelajaran. Aspek kualitas tersebut tercermin melalui proses pendidikan yang berlangsung, meliputi efektifitas peran pihak sekolah, peserta didik, maupun pihak lain yang terkait. 

Untuk meningkatkan kualitas tersebut, pemerintah menerapkan berbagai pendekatan dalam pengajaran. Salah satu pendekatan yang kini menjadi fokus dunia pendidikan adalah sistem pembelajaran aktif.

Sistem Pembelajaran Aktif di Indonesia

Pembelajaran aktif (active  learning) merupakan segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, maupun antara peserta didik dengan guru (Machmudah, dalam Shary, 2015). 

Bentuk pembelajaran ini menekankan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik yang dibahas. Bonwell (dalam Trisdiono, 2015) menjelaskan bahwa pembelajaran aktif ditandai dengan adanya aktivitas bertanya, membaca, berdiskusi, menulis, melatih berbagai keterampilan, mengeksplorasi sikap dan nilai-nilai, dan mengembangkan kecakapan berpikir tingkat tinggi. 

Siswa diharapkan mampu berperan sebagai partisipan aktif dalam pembelajaran, menentukan cara mereka belajar, membangun pengetahuan dan keterampilan baru, memantau pembelajaran mereka sendiri, bekerja sama dengan siswa lain, serta melaksanakan pembelajaran otentik (Trisdiono, 2015). 

Dengan demikian, guru tidak mendominasi dalam proses pembelajaran, melainkan peserta didik yang lebih banyak melakukan aktivitas belajar sehingga mampu terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Menurut Trisdiono (2015), sistem pembelajaran di Indonesia mengacu pada tiga capaian ranah pembelajaran, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Hal ini merupakan dasar dari aktivitas yang diperlukan dalam sistem pembelajaran. 

Ada beberapa aktivitas yang perlu berlangsung  dalam  sistem  pembelajaran aktif, yaitu: (1) pengamatan oleh siswa; (2) pemahaman oleh siswa, melalui diskusi, pembuatan produk, dan mempresentasikan hasil belajar; (3) penguatan oleh guru; serta (4) pengecekan pemahaman siswa atas materi oleh guru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline