Sebagian besar anak pasti mempunyai cita-cita untuk membahagiakan orang tuanya, entah bagaimana bentuk dan caranya. Bagi yang muslim, pasti banyak yang memiliki cita-cita untuk bisa memberangkatkan orang tuanya untuk naik haji, salah satu rukun islam yang dianjurkan bagi yang sudah mampu. Pun saya saat ini, memiliki cita-cita tersebut. Walaupun sampai saat ini masih belum terealisasi.
Cita-cita lain adalah bisa membawa kedua orang tua saya untuk berwisata, mengunjungi serta menikmati tempat wisata yang selama ini belum pernah mereka kunjungi. Bahasa kerennya saat ini adalah "healing". Maklum saja, keadaan ekonomi keluarga saya saat saya masih kecil cukup kekurangan. Jangankan berwisata, bisa menyekolahkan saya dan adik sampai tingkatan SMA saja sudah Alhamdulillah. Tak heran, jika berwisata atau rekreasi menjadi barang yang mewah bagi kedua orang tua saya. Mungkin mereka ada keinginan untuk bisa berwisata, namun keinginan itu harus dikubur dalam-dalam karena kondisi ekonomi, sehingga berwisata semacam hal yang tabuh untuk direalisasikan. Bahkan ketika anaknya, saya dan adik saya sudah hidup cukup mapan dan berkecukupan.
Berbagai upaya coba saya lakukan untuk bisa membawa kedua orang tua saya untuk bisa berwisata, untuk sekedar melepas penat, rehat sejenak dari aktivitas sehari-hari dan pastinya agar mereka bahagia. Namun, semua gagal. Sebagai orang tua, mereka tampaknya bahagia ketika anaknya bahagia.
Saya sudah berkeliling Indonesia, mengunjungi beberapa destinasi wisata dihampir semua pulau Indonesia. Bahkan beberapa kali berkesempatan pergi ke luar negeri. Tapi belum sempat mengajak kedua orang tua saya, bahkan sekedar ke daerah wisata terdekat dengan tempat tinggal kami. Paling mentok ke rumah saudara yang berada di luar kota tempat tinggal kami.
Saya tidak patah semangat dan terus mencoba untuk bisa membawa kedua orang tua saya berwisata, bagaimanapun caranya. Dan Alhamdulillah, Alloh mengabulkan cita-cita saya. Pasca dua tahun pandemi, saya berhasil membujuk orang tua saya untuk berwisata, saat libur lebaran 2022. Senang, bangga dan haru rasanya bisa mewujudkan itu. Bersama keluarga besar dari Emak, saya mengajak mereka semua berwisata, dan Jogjakarta menjadi destinasi utama kali ini.
Saya tak peduli, berapapun uang yang saya keluarkan, bahkan jika harus menguras tabungan, saya kuras habis untuk bisa berwisata bersama kedua orang tua saya. Uang bisa dicari, tapi kebahagiaan mereka tidak bisa dibeli. Saya menyewa kendaraan elf dengan kapasitas 20 orang untuk menuju ke Jogjakarta. Kebetulan salah satu bulek saya ada kenalan di Sleman yang rumahnya bisa dijadikan tempat menginap.
Destinasi pertama adalah Hutan Pinus Pengger. Disana kami menikmati keindahan alam pinus yang memukau, walaupun jalan ke dalam hutan tersebut agak menanjak dan cukup jauh, tapi terlihat jelas raut muka kedua orang tua saya senang dan bahagia, seperti tidak capek harus berjalan. Ditambah lagi berwisatanya bersama dengan adik-adiknya serta beberapa ponakan dan cucu satu-satunya, membuat mereka sangat bersemangat dan antusias.
Rencananya di hutan pinus ini, hanya sekitar satu jam. Namun akhirnya molor karena masing-masing keluarga punya kegiatan sendiri-sendiri, ada yang foto-foto di spot-spot favorit, ada yang makan sambil menikmati keindahan alam, ada yang bermain di area permainan dan ada yang berjalan-jalan saja menikmati keindahan alam hutan pinus. Sehingga harus saling menunggu untuk pindah ke destinasi selanjutnya.
Berikutnya kami ke kids fun park yang berada tak jauh dari tempat menginap, untuk menyenangkan beberapa keponakan serta cucu orang tua saya yang juga ikut berwisata. Disana, mereka bermain air, berenang serta bersenang-senang.
Ke Jogjakarta tidak sah rasanya kalau tidak ke Malioboro. Walaupun jalan ke Malioboro sangat padat, karena memang waktu libur lebaran, tapi kami serombongan tetap semangat dan antusias. Disana kami berjalan-jalan di jalanan Malioboro sembari berbelanja oleh-oleh, seperti bakpia juga batik.