Raut Wajah Berseri Dikalbu!
Sayang, aku rindu ceritamu tentang malam yang penuh dengan bintang.
Aku juga tergila-gila senda gurau dan cerita masa kecilmu.
Saung di tengah sawah tempat angin tak bisa menyapu jejakmu.
Ronce melati yang kamu buat saat menunggu ayah ibumu pulang.
Hamparan sawah hijau berlatar gunung atau bocah-bocah bermain bola berlumpur.
Kubayangkan waktu yang terus mengaliri tubuhmu sederas peluh tiap kamu berlari sepanjang pematang.
Sayang, saat itu kamu pastilah gadis kecil yang gampang meradang.
Undangan merah muda yang kaubawa kemarin, adalah nyeri punggung yang abadi.
Kesedihanku mengaram di balik dada berlapis keramik dingin.
Bisikkan namamu yang gerimis pada tiupan angin kering.