Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Romadlon

MAHASISWA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Broken Home! Dampak dan Tantangan dalam Keluarga yang Bercerai (Sosiologi Keluarga)

Diperbarui: 22 September 2023   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Broken Home Datangnya dari mana saja?

Broken home adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana sebuah keluarga mengalami perpisahan atau perceraian antara pasangan suami-istri, sehingga anak-anak dalam keluarga tersebut tumbuh besar dalam lingkungan di mana salah satu atau kedua orang tua mereka tidak tinggal bersama. Ini adalah fenomena sosial yang kompleks dan memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan psikologis dan emosional anak-anak, serta pada stabilitas keluarga secara keseluruhan.

Faktor penyebab broken home dapat bervariasi, termasuk konflik pernikahan yang tidak dapat diselesaikan, perselisihan komunikasi yang berkepanjangan antara pasangan, masalah finansial, ketidaksetiaan, atau masalah ketidakcocokan yang dalam beberapa kasus mendorong kepada perceraian. Dalam beberapa kasus, faktor eksternal seperti pekerjaan yang mengharuskan salah satu atau kedua orang tua bepergian jauh juga dapat berkontribusi pada situasi ini.

Konsekuensi dari broken home dapat mencakup gangguan emosional, psikologis, dan perilaku pada anak-anak. Mereka mungkin mengalami perasaan kehilangan, kesedihan, dan kebingungan karena situasi keluarga yang tidak stabil. Selain itu, anak-anak dari broken home juga mungkin berisiko mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, masalah akademis, dan bahkan masalah perilaku seperti penyalahgunaan narkoba atau kenakalan remaja.

Penting untuk diingat bahwa setiap situasi broken home unik, dan dampaknya dapat bervariasi dari satu keluarga ke keluarga lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan psikologis dan sosial kepada anak-anak yang mengalami situasi ini, serta upaya untuk memfasilitasi komunikasi dan kerjasama antara orang tua yang bercerai guna mengurangi dampak negatifnya.

Selain dampaknya pada anak-anak, broken home juga dapat memiliki konsekuensi yang signifikan pada pasangan yang bercerai. Mereka mungkin mengalami stres, perasaan kehilangan, dan bahkan depresi akibat perpisahan. Proses perceraian juga bisa menjadi mahal dan kompleks secara hukum, yang dapat menambah beban emosional dan finansial pada kedua belah pihak.

Dalam beberapa kasus, pasangan yang bercerai masih harus berinteraksi karena memiliki anak bersama. Oleh karena itu, penting untuk mencoba mempertahankan hubungan yang sebaik mungkin sebagai orang tua yang bekerja sama untuk kepentingan anak-anak mereka. Ini dapat melibatkan kesepakatan mengenai perawatan anak, pendidikan, dan waktu bersama anak-anak.

Selain itu, masyarakat juga memiliki peran dalam mengurangi tingkat perceraian dan dampak broken home. Pendidikan tentang komunikasi yang efektif dalam pernikahan, dukungan konseling perkawinan, dan promosi kesadaran akan pentingnya keluarga yang stabil dapat membantu mencegah perceraian dan mengurangi konsekuensinya.

Dalam konteks ini, penting untuk diingat bahwa tidak semua perceraian menghasilkan situasi broken home yang berdampak buruk pada anak-anak. Dalam beberapa kasus, perceraian dapat menjadi pilihan yang lebih baik daripada terus hidup dalam lingkungan keluarga yang penuh konflik. Oleh karena itu, setiap situasi harus dievaluasi secara individual dengan mempertimbangkan kesejahteraan semua anggota keluarga yang terlibat.

Untuk penutup, penting untuk diingat bahwa broken home adalah situasi yang kompleks dengan dampak yang dapat dirasakan oleh banyak individu. Untuk mengatasi dampak negatifnya, dukungan, komunikasi, dan kerja sama antara semua pihak terlibat sangatlah penting. 

Semua anggota keluarga, terutama anak-anak, harus mendapatkan perhatian dan dukungan yang diperlukan untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat, meskipun mungkin dalam situasi broken home.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline