Lihat ke Halaman Asli

5 Kesalahan yang Dilakukan Oleh Investor Pemula di Pasar Saham

Diperbarui: 22 September 2020   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi pribadi

Setiap tahun jumlah investor di Indonesia terus mengalami kenaikan, bahkan jumlah investor yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juli 2020, yang terdiri atas investor saham, reksa dana, dan obligasi telah bertumbuh sebesar 22 persen dari tahun 2019 lalu, menjadi 3,02 juta investor. Artinya sepanjang tahun 2020 ada sekitar  600 ribu investor baru di Indonesia. Untuk kamu yang baru memasuki dunia saham tahun ini mungkin merasa kaget dengan fluktuasi harga saham di tahun ini. Ada saham-saham tertentu yang bisa naik lebih dari 10 persen, bahkan ada saham yang bisa naik sampai puluhan persen dalam sehari.

Di lain hal ada momentum saat bursa saham turun cukup dalam yang memungkinkan investor untuk membeli pada harga termurahnya, misalnya saat pengumuman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta tanggal 9 September lalu. IHSG turun 5 persen dalam sehari dan sempat di hari itu perdagangan dihentikan sementara karena sudah menyentuh batas Auto Reject Bawah ( ARB). Saat itu ada saham perusahaan besar yang harganya turun sampai lebih dari 10 persen dalam dua hari perdagangan.

Dalam situasi kenaikan dan penurunan harga saham yang tak menentu, mungkin ada diantara kita yang salah dalam mengambil keputusan. Wajar jika sebagai pemula masih melakukan kesalahan dalam melakukan investasi di pasar saham. Tetapi kalau sering salah itu yang dinamakan tidak wajar. Sebagaimana kata pepatah " Keledai tak jatuh dua kali kedalam lubang yang sama." Lalu, apa aja sih kesalahan-kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para investor pemula?

1. Terlalu Cepat Menambah Modal dalam jumlah besar.

Apakah kamu pernah mengalami saat awal-awal melakukan investasi saham, keuntungan yang didapatkan lumayan besar? Dengan modal pengetahuan yang seadanya kamu bisa mendapatkan keuntungan yang besar. Setelah beberapa kali membeli saham kamu mendapatkan untung yang banyak dengan modal yang sedikit. 

Biasanya kalau ada di situasi seperti itu kita jadi berpikiran " Hmm coba aja aku taruh uang yang banyak pasti keuntungannya juga makin banyak nih." Kita pun mendadak jadi memiliki pemikiran yang optimis dan positif akan harga saham yang akan terus naik kedepannya dan mulai menyimpan sebagian besar uang kita dalam bentuk saham.

Ini adalah salah satu kesalahan yang sering terjadi; investor pemula terlalu optimis. Karena ia mendapatkan beginner's luck dan terlalu cepat merasa paham tentang cara investasi yang benar. Padahal bisa jadi keuntungan itu didapatkan karena kebetulan kamu masuk ke pasar saham saat trennya sedang naik atau bahasa pasar modalnya adalah Bullish . 

Setelah beberapa waktu saat fluktuasi harga saham mulai bergejolak, di saat itulah para pemula ini terkena pahitnya dan panik karena menyimpan banyak uang dalam bentuk saham.

 Sejatinya, jika masih pemula jangan terlalu cepat bernafsu untuk mencari keuntungan. Hal yang seharusnya dilakukan adalah bersabar dan belajar dulu dari berbagai sumber tentang serba serbi pasar saham sembari perlahan tapi pasti menambah jumlah modalnya secara bertahap.

2.  Terlalu Sensitif Terhadap Berita

Mungkin ada yang pernah mengalami saat kita sudah membuat rencana investasi sendiri, lalu timbul keraguan atas rencana yang telah kita buat dikarenakan terpangaruh oleh berita dan pendapat orang lain. Misal, kita ingin terus hold  saham itu untuk jangka panjang lalu ada berita jelek tentang perusahaannya, mendadak kita jadi ragu dan akhirnya menjual saham tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline