Ketika melihat anak TK yang tengan bermain, terasa begitu menyenangkan,. Dengan pengekspresian mereka yang selalu terlihat gembira. Hal tersebut dapat membuat kita berfikir bahwa emosi yang di dapat dari seorang anak TK apakah hanya gembira saja? Sebelum membahsa lebih jauh kita juga perlu mengetahui anak usia dini. Anak usia dini adalah anak yang berusia di bawah enam tahun, termasuk anak dalam kandungan, yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, pribadi, dan intelektual, baik dalam pengasuhan fasilitas pendidikan anak usia dini maupun tidak.
Menurut direktorat pendidikan anak usia dini (PAUD), pengertian anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 -- 6 tahun, baik yang terlayani maupun yang tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini. Anak usia dini belum memahami emosi yang kompleks. Mereka mungkin tidak dapat mengenali dan menjelaskan emosi mereka sendiri, dan mereka juga mungkin tidak dapat mengenali emosi orang lain. Wajah dan gerak anak masih terbatas dan belum mencerminkan emosi secara jelas. Dapat di contohkan seperti saat seorang anak TK yang menghirupi baju itu tidak mungkin menjelaskan emosi seperti kecewa, karena mereka tidak mampu mengenali emosi seperti itu.
Dengan fenomena tersebut kita dapat mengaitkannya dengan perkembangan sosioemsional anak usia dini. Perkembangan sosioemosional anak usia dini merupakan suatu proses pengelolaan emosi dan interaksi sosial yang dimulai sejak usia dini. Perkembangan sosioemosional anak usia dini terdiri dari beberapa tahapan, tergantung dari pengalaman dan interaksi sosialnya, antara lain :
- Fase Pengetahuan (Awareness Stage) : Anak TK mulai mengetahui dan mengenali diri mereka. Mereka mulai mengenali wajah dan suara mereka, serta mereka mulai mengenali dan menjelaskan emosi mereka.
- Fase Penggabungan (Assimilation Stage) : Anak TK mulai menggabungkan emosi dan interaksi sosial dengan mereka sendiri. Mereka mulai mengenali dan menjelaskan emosi lain, seperti emosi orang lain, dan mereka mulai mengenali dan menjelaskan interaksi sosial, seperti mengenali dan menjelaskan perilaku yang baik dan menarik.
- Fase Pemisahan (Independence Stage) : Anak TK mulai menggabungkan emosi dan interaksi sosial dengan mereka sendiri dan orang lain. Mereka mulai mengenali dan menjelaskan emosi dan interaksi sosial yang berbeda, seperti emosi yang positif dan negatif, dan mereka mulai mengenali dan menjelaskan interaksi sosial yang berbeda, seperti interaksi sosial yang baik dan menarik dengan interaksi sosial yang buruk dan menghasut.
- Fase Integrasi (Integration Stage) : Anak TK mulai menggabungkan emosi dan interaksi sosial dengan mereka sendiri dan orang lain secara teratur dan teratur. Mereka mulai mengenali dan menjelaskan emosi dan interaksi sosial yang kompleks, seperti emosi yang positif, negatif, dan kompleks, dan mereka mulai mengenali dan menjelaskan interaksi sosial yang kompleks, seperti interaksi sosial yang baik, menarik, dan kompleks dengan interaksi sosial yang buruk dan menghasut.
Perkembangan sosioemosional anak mempengaruhi kemampuannya dalam mengkomunikasikan emosi dan bersosialisasi, serta kemampuannya mengelola emosi dan melakukan interaksi sosial yang positif dan menarik. Perkembangan sosioemosional anak sendiri dapat dipercepat dengan mengembangkan empati. Misalnya, bisa mengajari anak cara menyampaikan emosi melalui perilaku dan penampilan yang baik dan menarik, atau bisa mengajari mereka cara menyampaikan emosi melalui interaksi sosial yang baik dan menarik. Perkembangan sosioemosional anak juga difasilitasi tidak hanya dengan mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan emosi dan interaksi sosial yang kompleks saja, tetapi juga dengan mengembangkan kemampuan mengatasi emosi dan interaksi sosial yang baik dan menarik.
Mengendalikan emosi anak TK dengan interaksi adalah proses yang penting dalam pengembangan sosio emosional anak TK. Bahwa orang dewasa dapat mengajarkan anak TK cara menghubungi emosi dengan interaksi sosial yang baik dan menarik. Misalnya, jika anak TK merasakan kecewaan, orang dewasa dapat menunjukkan interaksi sosial yang baik dan menarik untuk membantu anak TK mengendalikan kecewaan. Adapula dengan pengalaman positif, pengalaman negatif, pengalaman kompleks, menghasut, pengalaman menarik dan masih banyak lagi.
Terkait masalah emosi pada anak TK, memahami emosi anak dapat membantunya mengelola emosi. Mempelajari emosi secara rutin dengan mengkomunikasikan emosi secara visual dan konkrit, misalnya dengan menunjukkan gambar, menciptakan situasi yang membangkitkan emosi, dan membantu anak mendeskripsikan emosi yang dirasakannya.Orang juga dapat mengajarkan emosi melalui bahasa dan pengalaman, seperti menggunakan kata-kata yang mencerminkan emosi dan menciptakan situasi yang memicu emosi. Kita juga bisa mengajarkan emosi dengan mempelajari empati. Dengan mengajari mereka cara mengasosiasikan emosi dengan perilaku dan penampilan, misalnya, Anda dapat membantu mereka mengasosiasikan emosi dengan perilaku dan penampilan. Dengan pembelajaran emosi secara teratur dan teratur, anak dapat memahami emosi secara kompleks dan dapat mengenali dan menjelaskan emosi sendiri.
Referensi :
Aniswita, N. (2020). PERKEMBANGAN KOGNITIF, BAHASA, PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL, DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN. 7.
Fatma Khaulani, Neviyarni S, I. M. (2019). FASE DAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H