Lihat ke Halaman Asli

Mengetahui Operan Kondisioning dalam Ilmu Psikologi

Diperbarui: 26 September 2023   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Burrhus Frederic (B.F.) atau disebut Skinner, ia lahir tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya adalah seorang pengacara dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Skinner dianggap sebagai salah satu psikolog paling berpengaruh di abad ke-20 yang menciptakan merek baru "perilaku radikal". Dia adalah seorang penulis yang sangat produktif yang menerbitkan 21 buku dan 180 artikel. Kontribusi terbesar B.F. Skinner terhadap psikologi adalah teorinya tentang pengondisian operan. Skinner sangat dipengaruhi oleh karya Ivan Pavlov dan John Watson, yang keduanya meletakkan dasar bagi karyanya. Dia percaya bahwa cara terbaik untuk mempelajari perilaku adalah dengan melihat penyebab suatu tindakan dan konsekuensinya. 

Sebelum membahas operan kondisioning, kita perlu mengetahui behaviorisme radikal terlebih dahulu. Behaviorisme radikal adalah salah satu perkembangan teoritis utama behaviourisme, dari mana arus neo-behavioral berbeda telah muncul. Behaviorisme radikal menganggap bahwa, meskipun pengkondisian klasik (juga disebut responden) adalah penjelasan yang valid untuk memahami reaksi terhadap stimulus tertentu, itu tidak cukup untuk menjelaskan perilaku kita terhadapnya. Bagi Skinner, tingkah laku bukan konstruk fiksional, melainkan data dasr ilmu pengetahuan psikologi. 

Itulah sebabnya BF Skinner mempertimbangkan dan berpendapat bahwa perilaku manusia tidak hanya disebabkan oleh asosiasi stimulus-respons tetapi bahwa akar perilaku terletak pada efek atau konsekuensi yang tindakan itu sendiri pada diri kita sendiri. Pikiran dan proses intelektual dianggap sebagai elemen yang ada, tetapi mereka tidak menjelaskan perilaku dan studi mereka tidak produktif. Bagaimanapun, Pikiran dapat didefinisikan sebagai perilaku verbal berasal dari prinsip pengkondisian yang sama. 

Dan hubungan antara perilaku dan konsekuensi adalah yang disebut pengkondisian operan, dan rangsangan yang menyebabkan kita mengulangi atau tidak perilaku, penguat (yang dapat dari berbagai jenis). Dalam jenis pemikiran inilah konsep-konsep seperti penguatan dan hukuman muncul, yang selanjutnya akan diterapkan dalam teknik yang berbeda.

Skinner (1948) mempelajari operant conditioning dengan melakukan eksperimen menggunakan hewan yang ditempatkannya dalam 'Skinner Box' yang mirip dengan kotak puzzle Thorndike. Skinner mengidentifikasi tiga jenis respons, atau operan, yang dapat mengikuti perilaku.

* Operator Netral (Neutral Operants) : Respons dari lingkungan yang tidak meningkat maupun meningkat mengurangi kemungkinan terulangnya suatu perilaku.

* Penguat (Reinforcers) : Respons dari lingkungan yang meningkatkan kemungkinan a perilaku diulangi. Penguat bisa bersifat positif atau negatif.

* Penghukum (Punishers) : Respons dari lingkungan yang mengurangi kemungkinan a perilaku diulangi. Hukuman melemahkan perilaku.

Kita semua dapat memikirkan contoh bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh penguat dan penghukum. Sebagai seorang anak Anda mungkin mencoba sejumlah perilaku dan belajar darinya konsekuensi. Kita dapat mengetahui bahwa teori dari skinner ini memiliki persamaan dengan teori yang dikemukakan oleh pavlov yaitu adanya stimulus dan respon. Namun kita juga mengetahui perbedaan dari kedua teori yaitu ada pada teori skinner yang memiliki penguat. Penguat tersebut bisa dikatakan negatif (imbalan tidak menyenangkan) dan juga positiv (imbalan menyenangkan). Penguat sendiri bisa dikatakan juga konsekuensi. Salah satu penguat yang disebut negatif tersebut ialah hukuman. Dikatakan bahwa skinner menolak adanya hukuman bagi para peserta didik, karena dengan adanya hukuman bukan malah dikatakan akan berubah ataupun jera, namun bisa jadi peserta didik justru terus melakukan perilaku yang memicu dengan hukuman.

               Dalam dunia nyata kita dapat mencontohkan seperti jika ketika Anda masih muda Anda mencoba merokok di sekolah, dan menjadi ketua konsekuensinya adalah Anda bergabung dengan orang-orang yang selalu ingin Anda ajak bergaul, Anda akan diperkuat secara positif (yaitu diberi imbalan) dan kemungkinan besar akan mengulangi hal yang sama perilaku. Namun jika akibat utamanya adalah Anda ditangkap, dicambuk, dikeluarkan dari sekolah dan orang. Adapun contoh lainnya untuk seorang pendidik, seperti untuk membantu guru dalam mengelola kelas mereka. 

Pada hari pertama kelas, seorang guru harus perlu menetapkan aturan, harapan, dan konsekuensinya. Memanfaatkan penguatan terus-menerus dalam mengajarkan perilaku yang diharapkan di awal akan membantu membangun hubungan yang lebih cepat antara perilaku yang diharapkan dan respons. Setelah perilaku diamati dan diperkuat beberapa kali, maka dilakukan penyesuaian agar perilaku tersebut menjadi penguatan parsial. Saat membuat peraturan di kelas, guru harus menetapkan konsekuensi positif (penguatan) serta konsekuensi negatif (hukuman) yang akan terjadi jika aturan dipatuhi atau dilanggar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline