Lihat ke Halaman Asli

5 Langkah Efektif Mengatasi Bullying di Lingkungan Sekolah

Diperbarui: 19 Januari 2025   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stop bullying (Sumber: Pexels/ by RDNE Stock project)

Bullying di sekolah merupakan masalah serius yang dapat memberikan dampak jangka panjang bagi korban, baik secara emosional, psikologis, maupun sosial. Di Indonesia, meskipun upaya pencegahan sudah dilakukan oleh berbagai pihak, kasus bullying masih terjadi. Berdasarkan data yang dirilis oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2024, tercatat lebih dari 500 kasus bullying di sekolah yang dilaporkan. Hal ini yang menunjukkan pentingnya upaya bersama untuk menghentikan perilaku tersebut.

Sedangkan data yang dikumpulkan oleh Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) melalui berbagai laporan yang diterima, baik melalui media sosial maupun situs resmi JPPI, tercatat pada 2024, JPPI mencatat terdapat 573 kasus kekerasan yang dilaporkan di lingkungan pendidikan, termasuk sekolah, madrasah, dan pesantren. Jumlah ini mengalami lonjakan yang signifikan.

Sebagai perbandingan, pada 2020 tercatat 91 kasus kekerasan yang diterima. Jumlah tersebut kemudian meningkat menjadi 142 kasus pada 2021, 194 kasus pada 2022, dan 285 kasus pada 2023.

Namun, masalah ini tidak hanya tanggung jawab pihak sekolah, melainkan juga orang tua, siswa, dan masyarakat luas. Dalam artikel ini, kita akan membahas lima langkah efektif yang dapat diambil untuk mengatasi bullying di lingkungan sekolah, guna menciptakan lingkungan belajar yang aman dan sehat bagi semua siswa.

1. Meningkatkan Kesadaran dan Edukasi tentang Bullying

Langkah pertama untuk mengatasi bullying adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang apa itu bullying dan dampak negatifnya. Seringkali, bullying terjadi karena kurangnya pemahaman anak-anak tentang bagaimana perilaku mereka dapat menyakiti orang lain. Oleh karena itu, sekolah harus menyelenggarakan program edukasi untuk siswa, guru, dan orang tua tentang jenis-jenis bullying, baik itu fisik, verbal, atau sosial, serta dampaknya terhadap korban.

Melalui kegiatan seminar, workshop, atau diskusi kelompok, siswa dapat belajar untuk lebih empatik terhadap teman sekelas mereka. Selain itu, edukasi ini juga memberikan pemahaman bahwa bullying adalah tindakan yang tidak boleh ditoleransi dan bahwa setiap orang memiliki hak untuk merasa aman di lingkungan sekolah.

2. Penerapan Kebijakan Zero Tolerance terhadap Bullying

Sekolah harus memiliki kebijakan yang jelas dan tegas mengenai bullying, termasuk penerapan kebijakan "zero tolerance" atau tanpa toleransi terhadap perilaku bullying. Artinya, setiap tindakan bullying harus ditindaklanjuti dengan langkah yang sesuai, mulai dari peringatan hingga tindakan disipliner yang lebih serius jika diperlukan. Kebijakan ini harus diterapkan secara konsisten di semua tingkat sekolah, dari SD hingga SMA, agar para siswa merasa ada aturan yang melindungi mereka.

Sosialisasi kebijakan ini kepada seluruh warga sekolah, baik siswa, guru, hingga staf sekolah, sangat penting agar setiap pihak mengetahui konsekuensi yang akan diterima jika terlibat dalam bullying. Selain itu, siswa yang menjadi korban atau saksi bullying harus merasa nyaman untuk melaporkan kejadian tersebut tanpa takut akan pembalasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline