Suami yang kucintai, selamat empat tahun pernikahan sayang.
Sayang, ingat kah sepuluh tahun lalu? tepat februari 2011, kala kita awal semester dua, itulah pertemuan pertama kita. Saat itu kita tak saling mengenal, belum pernah saling menyapa, bahkan nomer handphone pun belum saling bertukar. Ku fikir waktu itu, aku hanya tertarik denganmu, hanya ingin melirik, hanya ingin mendekat, centil-centil manja ala gadis 20 tahun. Enam tahun kita habiskan saling tarik ulur, tetap saja kita tidak pernah bersama.
Aku lupa bagaimana pandangan pertama kita, tapi aku ingat kebiasaanmu ketika kuliah dulu, jumper abu abu, kemeja kotak-kotak hijau, handphone jadulmu, duduk dibelakang dengan rambut sebahumu. Menurutku waktu itu kamu terbaik, 'ganteng banget'
Hal-hal kecil aku lakukan untuk sekedar bisa berbicara dengan mu, berusaha untuk duduk didekatmu. kadang aku ikut kelas yang bahkan bukan kelasku agar bisa sekedar melihatmu. Memilih jalan pulang kampus yang bisa melewati kosan mu. ah luar biasa aku, bisa dituntut kasus penguntitan sepertinya sayang.(LOL)
Beberapa kalipun aku yakin kamu mengirim sinyal. Seolah ingin dekat denganku, seolah ingin bercerita kepadaku, seolah nyaman denganku. sampai satu hari, ketika aku bertanya tentang kita, 'teman' katamu, dan aku hanya tertawa lalu terdiam.
Sayang, mengingat perjalanan panjang perjuanganku di'teman'i selama enam tahun rasanya tidak percaya empat tahun ini kita sudah lalui bersama sama. Bahkan seminggu sebelum pernikahan aku sangat gelisah, karena fikiran-fikiran jahatku berkeliaran tak bisa ku hentikan.
Bagaimana kalau kamu tidak datang ke akad kita? tapi kamu datang sayang. Kamu terbang jauh dari Klaten ke Lampung hanya untuk mengucapkan akad atasku. aku menangis semalaman, terharu, bersyukur, dan bahagia.
Terimakasih sayang, telah sabar atas kerikil kerikil kecil di kehidupan kita. Empat tahun bersama ini semoga awal dari empat puluh tahun kedepan, dan empat puluhan tahun selanjutnya. Semoga tahun ini kita diberikan momongan, seperti yang selama ini kita nantikan
Agar kita bisa melihat bagaimana diriku dan dirimu yang penuh cinta diwujudkan dalam satu sosok anak yang pastinya akan sangat mempesona seperti dirimu, dan cantik seperti diriku pastinya.
Sayang, jogja seperti saksi kita untuk bersatu. Sebelas tahun aku merantau di jogja, dan sepuluh tahunnya itu adalah cerita cerita tentangmu. Jika bagi orang kebanyakan jogja itu istimewa, bagiku jogja itu sangat-sangat istimewa, ingin rasanya menua bersama di kota yang nyaman ini, ia tidak menuntut penghuninya untuk terus berlari, jogja seperti mengantarkan kita pada kedamaian hidup, merintis perlahan, seperti tempat tinggal yang cocok untuk kita berjuang, sayang.
Selamat empat tahun pernikahan suamiku sayang. Terimakasih untuk selalu bersabar, berjuang, dan mendengarkan keluh kesahku. Selamat hari kasih sayang suamiku, cukup beri aku slip gajimu dan akan kubuka cinta kasihku, hihi bercanda sayang.