Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Hidayat

Mahasiswa IADU Asahan Daar Al-Uluum

Modernisasi Harus Sejalan dengan Agama Terutama Agama yang Diridhoi Allah

Diperbarui: 13 Januari 2024   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hubungan Agama dan Modernisasi

Di zaman modernisasi dan globalisasi sekarang ini, manusia tepatnya di barat sudah berhasil mengembangkan kemampuan nalarnya (kecerdesan intelektualnya) untuk mencapai kemajuan yang begitu pesat dari waktu kewaktu di berbagai bidang kehidupan termasuk dalam bidang sains dan teknologi yang kemajuannya tidak dapat di bendung lagi akan tetapi kemajuan tersebut jauh dari spirit agama sehingga yang lahir adalah sains dan teknologi. Manusia saling berpacu meraih kesuksesan dalam bidang material, sosial, politik, ekonomi, pangkat, jabatan, kedudukan, kekuasaan dan seterusnya, namun tatkala mereka sudah berada di puncak kesuksesan tersebut lalu jiwa mereka mengalami goncangan-goncangan mereka bingung untuk apa semua ini. Kenapa bisa terjadi demikian, karena jiwa mereka dalam kekosongan dari nilai-nilai spiritual, di sebabkan tidak punya oreintasi yang jelas dalam menapaki kehidupan di alam dunia ini. Keterasingan (Alienasi) yang di alami oleh orang-orang barat karena peradaban modern yang mereka bangun bermula dari penolakan (Negation) terhadap hakikat rohaniyah secara gradual dalam kehidupan manusia.

Akibatnya manusia lupa terhadap eksistensi dirinya sebagai hamba di hadapan Tuhan karena telah terputus dari akar-akar spiritualitas. Hal ini merupakan fenomena betapa manusia modern memiliki spiritualitas yang akut. Pada gilirannya, mereka cenderung tidak mampu menjawab berbagai persoalan hidupnya, dan kemudian terperangkap dalam kehampaan dan ketidak bermaknaan hidup. Keimanan atau kepercayaan pada agama (Tuhan) secara pragmatis merupakan kebutuhan untuk menenangkan jiwa, terlepas apakah objek kualitas iman itu benar atau salah. Secara psikologis, ini menunjukkan bahwa agama itu selalu mengajarkan dan menyadarkan akan nasib keterasingan manusia dari tuhannya. Manusia bagaimanapun juga tidak akan dapat melepaskan diri dari agama, karena manusia selalu punya ketergantungan kepada kekuatan yang lebih tinggi di luar dirinya (Tuhan) atau apapun bentuknya dan agama di turunkan oleh sang pencipta dunia ini untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk rasional dan spiritual.

Dalam diri manusia tuntutan kebutuhan jasmani dan rohani harus di penuhi secara bersamaan dan seimbang, kebutuhan jasmani dapat terpenuhi dengan hal-hal yang bersifat materi sedangkan kebutuhan rohani harus di penuhi dengan yang bersifat spiritual seperti ibadah, etika, dan amal baik lainnya. Apabila kedua hal tersebut tidak dapat di penuhi secara adil maka kehidupan manusia itu dapat di pastikan akan mengalami kekeringan dan kehampaan bahkan tidak menutup kemungkinan bisa mengalami stres. Salah satu kritik yang di tujukan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi modern dari sudut pandang agama ialah karena ilmu pengetahuan dan teknologi modern tersebut hanya terlihat secara metodologi, tetapi miskin dari segi moral dan etika.

Pandangan masyarakat modern yang bertumpu pada prestasi sains dan teknologi, telah meminggirkan dimensi transendental dunia. Akibatnya, kehidupan masyarakat modern menjadi kehilangan salah satu aspeknya yang paling fundamental, yaitu aspek spiritual.Agama datang membawa pesan universal dengan ajaran yang komprehensif menawarkansolusi dalam berbagai permasalahan kehidupan umat manusia di antaranya berupaya untuk mempertemukan kehidupan materialistis dan kehidupan spiritual manusia, menjadi kehidupan yang harmonis antara keduanya. Di bawah bimbingan tuhan yang aha esa. Umat Manusia yang beragama dapat membentuk pribadinya yang utuh untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat dengan melakukan ibadah dan amal baiknya, sehingga mereka memperoleh kejayaan di segala bidang kehidupan. Agama mengajarkan kepada umatnya akan keseimbangan untuk meraih kebahagian dan kesuksesan di dunia dan akhirat secara bersamaan.

Peran Agama Dalam Modernisasi

Kemodernan selalu identik dengan kehidupan keserbadaan, sedangkan modernisasi merupakan salah satu ciri dari peradaban maju. Modernisasi selalu di artikan sebagai suatu proses yang melaluinya manusia menjadi mampu menguasai alam dengan memanfaatkan teknologi modern. Masih banyak lagi pengertian modernisasi, namun intinya menurut Lerner, modernisasi itu mencangkup :

  • Pertumbuhan ekonomi
  • Partisipasi politik
  • Penyebaran norma-norma.
  • Tingginya tingkat mobilitas sosial dan geografis
  • Transformasi kepribadian.

Modernitas tersebut menurut Hardgrave gejalanya dapat di lihat dalam tiga dimensi : teknologis, organisasional dan sikap. Aspek teknologinya bisa di lacak pada dominasi industrialisasi sehingga masyarakat dapat di bedakan menjadi pra-industri dan industri.Sedangkan dimensi organisasional mengejawantah dalam tingkat diferensiasi dan spesialisasiserta menjelma menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat kompleks. Di pihak lain pihak segi sikap dalam kemodernan mencangkup rasionalitas dan pertentangan cara pandang ilmiah lawan magis religious, dari pandangan terakhir di atas jelas betapa marginal kedudukan agama dalam masyarakat industri modern.

Ada dua corak agama yang memiliki cara yang berbeda dalam merespon tuntutan perkembangan masyarakat, yaitu agama-agama penerima wahyu yang relative bisa bertahan menghadapi arus gelombang modernisasi seperti Hindu, Budha, Islam, Protestan dan Kristen Katolik agama-agama yang ada di indonesia penerima wahyu tuhan, yang begitu rentan terhadap amukan modernisasi sehingga tidak mampu bertahan. Semua agama mempunyai klaim yang sama, untuk dapat berlaku dalam semua situasi, dalam segala satuan sosial dan dalam rentangan waktu yang tidak terbatas. Setiap agama memiliki empat isi pokok, yaitu : doktrin, organisasi, ritual dan pemimpin. Kecanggihan unsur-unsur tersebut sangat tergantung pada tingkat kemajuan yang di alami oleh masyarakat pendukungnya.

Karena itu agama yang mempunyai tingkat kecanggihan abstraksi yang rendah biasanya sangat mudah terpengaruh oleh perubahan yang di alami pemeluknya. Salah satu penyebab utama merosotnya peran agama dalam peradaban industri modern adalah karena agama dianggap tidak memiliki kontribusi langsung bagi upaya mengejar kehidupan fisik-material.

 Dari dampak yang telah di kemukakan di atas, terlihat jelas peran agama menjadi sangat marginal, karena agama di anggap tidak dapat memberi kontribusi apapun dalam menghadapi tuntutan hidup yang begitu keras dan penuh persaingan. Gejala kemerosotan agama tampak dalam melemahnya doktrin-doktrin yang ada, organisasi agama tidak mampu mengikuti irama dan ritme perubahan sosial, ritual agama makin sedikit peminatnya, namun sebaliknya harus di pahami pula bahwa satu sisi, agamalah yang di harapkan bisa memainkan peranan positif aktifnya dalam mengerem perilaku serakah, brutal, dan mengancam kelangsungan hidup serta mengabaikan sama sekali spiritualitas dan transendentalisme untuk di arahkan kepada kehidupan yang bertatanan ketuhanan, kemanusiaan dan transendental dalam menuju dunia yang damai dan berperadaban. Di sinilah letak peran penting pemimpin agama, untuk dapat menginterpretasi agama, dari berbagai sudut pandang, rasional, universal dan mengejawantah "membumi" sesuai dengan kebutuhan umat dan zaman, hingga agama tidaklah di pandang sebagai penghalang dari era modern ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline