Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Kepramukaan Dunia dan Indonesia

Diperbarui: 6 September 2024   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah Kepramukaan di Dunia

Kepramukaan, atau yang dikenal sebagai Scouting, adalah gerakan yang lahir di Inggris pada awal abad ke-20. Gerakan ini didirikan oleh Lord Robert Baden-Powell, seorang perwira militer Inggris, yang dikenal sebagai Bapak Kepanduan Dunia. Pada tahun 1907, Baden-Powell mengadakan perkemahan eksperimen pertama di Pulau Brownsea, Inggris, dengan mengundang 20 anak laki-laki dari berbagai latar belakang sosial untuk mengikuti kegiatan di alam terbuka. Perkemahan ini bertujuan untuk menguji ide-ide Baden-Powell tentang pendidikan karakter melalui kegiatan kepanduan.

Keberhasilan perkemahan tersebut menginspirasi Baden-Powell untuk menulis buku berjudul Scouting for Boys pada tahun 1908. Buku ini menjadi panduan dasar bagi gerakan kepanduan dan dengan cepat menyebar ke seluruh Inggris dan kemudian ke berbagai negara di dunia. Ide-ide dalam buku ini menekankan pentingnya keterampilan hidup di alam terbuka, kepemimpinan, kedisiplinan, dan pembentukan karakter.

Gerakan ini terus berkembang pesat, dan pada tahun 1920, diadakan Jambore Dunia pertama di London, Inggris. Jambore ini dihadiri oleh sekitar 8.000 pramuka dari 34 negara, menandai awal dari pengakuan internasional terhadap Gerakan Kepanduan. Pada jambore ini juga didirikan World Organization of the Scout Movement (WOSM) yang berfungsi untuk mengkoordinasikan gerakan kepanduan di seluruh dunia.

Sejarah Kepramukaan di Indonesia

Di Indonesia, kepramukaan mulai dikenal pada awal abad ke-20, terutama oleh para pemuda yang belajar di Belanda dan membawa pulang konsep kepanduan. Gerakan kepanduan pertama di Indonesia muncul pada masa Hindia Belanda, ketika para pemuda Indonesia mulai tertarik dengan kegiatan kepanduan sebagai bagian dari gerakan kebangkitan nasional.

Organisasi kepanduan pertama di Indonesia adalah Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) yang didirikan di Surabaya pada tahun 1916. Organisasi ini diikuti oleh pembentukan beberapa organisasi kepanduan lainnya, seperti Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO). Pada masa ini, gerakan kepanduan di Indonesia tidak hanya berfokus pada pendidikan karakter, tetapi juga pada semangat nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, berbagai organisasi kepanduan terus berkembang. Namun, banyaknya organisasi kepanduan yang ada menyebabkan terjadinya perpecahan dan persaingan di antara mereka. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menyatukan seluruh organisasi kepanduan yang ada di bawah satu payung organisasi. Maka, pada 14 Agustus 1961, melalui Keputusan Presiden No. 238 tahun 1961, dibentuklah Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan tunggal di Indonesia. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai Hari Pramuka di Indonesia.

Gerakan Pramuka di Indonesia dipimpin oleh Presiden Soekarno, yang memandang bahwa Gerakan Pramuka harus menjadi wadah tunggal pembinaan generasi muda di luar sekolah, yang mengajarkan keterampilan teknis serta menanamkan nilai-nilai kebangsaan, disiplin, dan gotong royong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline