Apa yang terlintas pertama kali jika kita memikirkan penguin? Mungkin sebagian besar dari kita akan membayangkan binatang sejenis burung berwarna hitam dan putih sedang berjalan tegak dengan kedua kakinya di tengah hamparan salju. Hal itu mungkin karena pengaruh dari film, terutama film kartun, yang kerap menggambarkan penguin sebagai binatang yang hidup di kutub. Padahal kenyataannya, tidak semua penguin hidup di kutub.
Penguin secara alami hidup di belahan bumi bagian selatan. Tidak hanya di kutub selatan (Antartika) saja, persebaran penguin juga ada di Kepulauan Falkland, Selandia Baru, Australia, Amerika Selatan, dan Afrika Selatan. Jadi, tidak ada persebaran penguin di Indonesia. Tapi tenang saja, kita tidak perlu pergi jauh untuk bertemu dengan penguin.
Di Ocean Dream Samudra Ancol, terdapat Istana Penguin tempat penguin humboldt berada. Kita bisa melihat kelucuan dan aktivitas penguin humboldt yang berjalan-jalan dan juga berenang di dalam ruang exhibit penguin. Tidak hanya itu, ada Penguin Education pada pukul 09.45 dan 13.15 WIB setiap harinya. Pada Penguin Education tersebut, dijelaskan tentang berbagai hal mengenai penguin humboldt.
Penguin humboldt (Spheniscus humboldti) adalah penguin berukuran sedang yang berasal dari Amerika Selatan. Mereka hidup di sepanjang pantai pasifik Peru dan Chili. Penguin ini mempunyai ciri khas, yaitu terdapat bercak berwarna pink di sekitar mata dan dasar paruhnya jika suhu udara sedang panas. Hal ini tentu saja ada gunanya. Bercak pink tersebut berguna sebagai regulator suhu tubuh.
Penguin humboldt mengeluarkan panas tubuhnya melalui bercak tersebut. Dikarenakan penguin humboldt yang ada di Istana Penguin berada di ruangan yang sejuk, bercak pink pada wajahnya itu tidak terlihat.
Jika penguin kutub pandai berseluncur pada permukaan es dengan badannya, maka penguin humboldt adalah pemanjat yang andal. Di habitat aslinya, mereka tinggal di tebing bebatuan pinggir laut, sehingga mereka mengembangkan adaptasi untuk terbiasa dengan lingkungannya.
Penguin humboldt memiliki cakar tajam pada kaki berselaputnya untuk mencengkram batu saat bergerak melintasi medan berbatu. Tidak heran, setting ruang exhibit penguin di Istana Penguin pun dibuat berbatu-batu menyerupai habitat aslinya.
Bagian yang paling spesial di Istana Penguin adalah karena kita bisa berinteraksi langsung dan memberi makan penguin tersebut (penguin feeding experience). Setelah Penguin Education selesai, kita bisa masuk ke ruangan exhibit penguin dengan membayar tiket sebesar Rp. 250.000. Satu tiket tersebut berlaku untuk 5 orang. Dengan harga tersebut, kita akan diberi sejumlah ikan sarden kecil untuk memberi makan penguin-penguin yang ada di ruangan itu, ditambah gratis satu foto cetak dengan logomark Ocean Dream Samudra.
Penguin humboldt yang ada di ruangan kaca berjumlah cukup banyak, sekitar 10-15 ekor, dan mereka juga jinak. Jika kita menyodorkan ikan, mereka tidak berebut, tapi antri menunggu giliran. Mereka akan mengikuti kemanapun kita pergi jika diiming-imingi ikan.
Menurut saya, harga yang ditawarkan oleh pengelola itu sepadan karena kapan lagi kita bisa berdekatan dengan penguin, bahkan langsung memberinya makan. Tidak di setiap kebun binatang atau taman bermain ada penguin. Apalagi bagi anak-anak, pastilah itu merupakan hal yang menyenangkan dan akan menjadi kenangan yang indah.