Kota Sorong merupakan salah satu perkotaan di Kawasan Papua Barat yang banyak dijumpa berjejer dipesisir pantai. Jenis lingkungan daerah ini adalah hutan dengan curah hujan normal bulan kebulan 262,41mm. Jumlah hari berangin setiap bulannya antara 929 hari,dan kekeruhan udara normal 84% dan suhu udara dasar di kota Sorong sekitar 23,1C dan suhu udara paling ekstrim sekitar 33,7C (Meteorologi Sorong,Dinas Klimatologi dan Geofisika, 2017 .) Curah Hujan Tinggi dan Posisi Kota Sorong Hal ini membuat Kota Sorong menjadi rawan banjir karena naiknya permukaan air laut,serta karena curah hujan yang tinggi.
Sesuai IPCC(2007) (Intergovern mental Boardon Environmental Change) selama 100 tahun terakhir telah terjadi kenaikan permukaan laut setinggi 1.025cm. Sementara itu,kenaikan muka air laut ini telah terjadi sejak akhir abad kesembilan belas dan kenaikan muka air laut secara normal naik dari 10 menjadi 20 cm selama abad kedua puluh. Permukaan laut normal diproyeksikan naik di suatu tempat dalam kisaran 9 dan 88 cm.
Sampah merupakan material sisa baik dalam bentuk padat, cair, maupun gas yang pasti ada di kehidupan masyarakat. Semua aktivitas masyarakat pasti menghasilkan sampah, termasuk di Kota Sorong. Sampah yang terus menambah dan menumpuk serta tidak dapat dikelola dengan baik akan berdampak bagi kesehatan masyarakat yang tinggal di Kota Sorong dan juga lingkungannya. Penyebab penumpukan sampah diantaranya adalah keterbatasan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Kota Sorong. Permasalahan dari penelitian ini adalah proses pengolahan sampah oleh masyarakat belum dikategorikan benar dan baik karena proses pengolahannya dilakukan dengan pembuangan sampah hingga menumpuk tidak pada tempatnya dan di bakar.
Kedua permasalahan diatas merupakan akar masalah dalam kasus banjir yang terjadi di Kota Sorong dan sekitarnya dimana sampah yang tidak dikelola dengan baik menyumbat saluran. Saat air laut sedang pasang dan itensitas hujan yang cukup tinggi membuat tingkat kebanjiran makin meningkat.
Solusi dari permasalahan ini adalah mengembalikan kesadaran masyarakat dan setiap dinas terkait agar bisa bersinergi mencegah bencana banjir. Selain itu pemerintah harus membuat rencana kerja lima tahun ke depan agar apa yang sudah terjadi dimasa lampau tidak terjadi dimasa yang akan datang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI