Pendidikan merupakan salah satu kunci penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan alat yang sangat diperlukan untuk menentukan tingkat kinerja dan pola pikir. Pendidikan diharapkan tidak hanya menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan mampu melaksanakan tugasnya, tetapi juga menghasilkan manusia yang bermoral dan dengan demikian menjadi warga negara yang mempunyai nilai-nilai luhur. Salah satu tujuan pendidikan yang harus diwujudkan dalam lembaga pendidikan adalah pengembangan kepribadian (Tajudin & Aprilianto, 2020).
Karakter merupakan hal terpenting yang perlu ditanamkan pada diri siswa. Dalam hal ini sekolah perlu melakukan penyesuaian untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan positif dalam membangun budaya keagamaan. Terwujudnya suasana keagamaan di dalam kelas tidak hanya ditunjukkan pada saat individu melakukan ritual keagamaan, namun juga dalam berbagai aktivitas. Penanaman nilai-nilai keagamaan harus dilakukan secara maksimal mengingat relevansinya dengan kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai agama menjadi landasan pertama dalam menciptakan budaya religius, karena sulit menciptakan budaya religius kecuali setiap orang memiliki sikap religius (Yelvita, 2022). Praktik budaya keagamaan di madrasah mempunyai landasan normatif agama dan konstitusi yang kuat, sehingga tidak ada alasan bagi madrasah untuk meninggalkan upaya tersebut. menanamkan nilai-nilai agama-budaya dalam diri siswa maka keimanan mereka dapat dikuatkan dan diterapkan di lingkungan sekolah dan kelas. (Suyitno, 2018)
Religius berasal dari kata religi yang berasal dari bahasa asing religius umumnya bentuk dari kata benda yang berarti agama atau kepercayaan ini akan timbul adanya sesuatu kekuatan kadrat pada insan. Religius adalah salah satu nilai karakter menjadi perilaku serta sikap yang patuh serta taat dalam melaksanan ajaran kepercayaan yang dianut masing-masing insan, toleran terhadap ibadah, dan hidup rukun, damai dengan sesama pemeluk agama yang berbeda (Muhammad ,2017) Dalam Membangun budaya religius di sekolah untuk membentuk karakter siswa Islami memerlukan pendekatan yang komprehensif dan konsisten. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan. (Rohmawati & Supiana, 2021) :
1. Integrasi Nilai-nilai Islam dalam Kurikulum Integrasikan nilai-nilai Islam dalam setiap mata pelajaran, tidak hanya dalam pelajaran agama Islam. Adakan kegiatan yang mendukung pembentukan karakter Islami, seperti majelis taklim, klub tahfidz, atau kegiatan sosial yang bernuansa Islami.
2. Pengembangan Lingkungan Sekolah yang Islami Kedisiplinan Terapkan disiplin yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam seperti kejujuran, tanggung jawab, dan ketekunan. Buat suasana sekolah yang Islami, misalnya dengan menampilkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits di dinding, menyediakan mushola yang nyaman, dan menjaga kebersihan lingkungan.
3. Penguatan Peran Guru dan Staf Sekolah Dengan model teladan Guru dan staf sekolah harus menjadi contoh yang baik dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengadakan pelatihan untuk guru dan staf mengenai bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai Islami dalam pengajaran dan interaksi sehari-hari.
4. Kegiatan Rutin yang Mendukung Nilai Islami biasakan shalat berjamaah di sekolah, terutama shalat Dzuhur dan Ashar, Adakan kegiatan rutin seperti kajian Islam, tilawah Al-Qur'an, dan hafalan Al-Qur'an secara teratur.
5. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat dengan komunikasi intensif Jalin komunikasi yang baik dengan orang tua mengenai perkembangan karakter anak dan nilai-nilai Islami yang diajarkan di sekolah, Kegiatan Sosial Libatkan siswa dalam kegiatan sosial di masyarakat yang mengajarkan nilai-nilai kepedulian dan solidaritas dalam Islam.
6. Penggunaan Teknologi dan Media Materi Pembelajaran Digital Buat dan sebarkan materi pembelajaran Islami melalui platform digital yang mudah diakses oleh siswa, Ajak siswa untuk mengakses dan memproduksi konten digital yang positif dan Islami.
7. Evaluasi dan Pengembangan Berkelanjutan penilaian karakter selain penilaian akademis, adakan penilaian berkala terhadap perkembangan karakter siswa. Gunakan feedback dari siswa, guru, dan orang tua untuk terus mengembangkan dan menyesuaikan strategi yang diterapkan.