Pernahkah kalian merasa paham pada mata pelajaran tertentu jika di ajar oleh guru tertentu juga? Atau apakah kalian pernah yang sebelumnya tidak suka pada mata pelajaran tertentu tapi menjadi suka jika di ajar oleh guru yang berbeda?
Jika kalian pernah merasakan hal-hal diatas berarti dapat dikatakan bahwa gaya mengajar guru dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Dahulu sebelum adanya kurikulum merdeka, banyak guru yang menggunakan gaya belajar yang monoton, yaitu ceramah dan tanya jawab. Gaya mengajar tersebut dilakukan disemua pelajaran dan di setiap pertemuan. Dari gaya tersebut banyak siswa yang hanya sekedar mendengarkan tapi tidak paham dengan apa yang didengarnya.
Ada juga guru yang cara mengajaranya keras, dalam artian cara berbicaranya yang terkesan nyelekit. Hal tersebut berdampak pada mental siswa karena mereka akan takut untuk memberikan pendapat atau sekedar bertanya maupun menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru tersebut, sekalipun dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa di bilang mudah. Selain itu gaya belajar keras dan monoton membuat siswa kehilangan motivasi belajarnya karena siswa menjadi tidak suka pada mata pelajarannya.
Namun berbeda cerita jika mata pelajaran tersebut diajarkan oleh guru lain dengan gaya belajar yang berbeda dan lebih menarik bagi siswa. Yang selumnya tidak suka karena cara mengajar guru menjadi suka karena cara mengajar guru yang lainnya.Guru harus pintar dalam menerapkan gaya mengajarnya pada peserta didik.
Gaya mengajar guru berdampak pada masa depan siswa mengenai mata pelajaran tersebut. Banyak ditemui siswa yang sudah lulus pada jenjang sekolah masih merasakan ketidaksukaannya pada mata pelajaran tertentu dengan alasan karena gurunya.
Sebagai contoh pada kasus mata pelajaran matematika, banyak di antara siswa maupun orang-orang yang sudah lulus mengatakan bahwa mereka tidak suka matematika karena guru pengajarnya atau sulit karena banyak rumus-rumus.
Hal tersebut membuktikan bahwa peran guru dalam memberikan pengajaran kepada siswa sangat mempengaruhinya pandangan mereka mengenai mata pelajaran yang di ajarkan. Meskipun mata pelajaran tersebut terkesan sulit bagi mereka, namun jika diajarkan dengan cara yang lebih menarik, akan merubah mindset mereka bahwa itu sebenarnya itu mudah.
Oleh karena itu, pemerintah menerapkan kurikulum merdeka. Dalam kurikulum tersebut guru di tuntut untuk menggunakan atau membuat strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran meliputi metode, model maupun media yang akan digunakan dalam proses pembelajarannya nanti. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan begitu siswa tidak perlu takut lagi untuk menghadapi pelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H