Pernahkah anda mendengar tentang thrift? Atau justru anda suka berbelanja barang-barang thifrt? Thrift atau yang kerap disebut preloved, adalah salah satu hal yang beberapa tahun terakhir sangat ramai di perbincangkan dunia,khususnya para anak-anak muda yang memiliki hobi di bidang fashion.Thrift adalah kegiatan membeli atau menjual barang barang bekas dengan harga lebih rendah dari barang baru, tetapi masih dalam kondisi baik. Toko thrift yang paling sering dijumpai adalah toko thrift pakaian. Bisnis thrift mendukung pengurangan limbah dan konsumsi berkelanjutan dengan memungkinkan barang bekas yang masih baik digunakan oleh orang lain, mengurangi sampah, dan mendorong daur ulang.
Di sidoarjo, ada 1 komplek perumahan yang dijuluki komplek Thrifting, tepatnya di Perum Magersari Permai. Mengapa dijuluki komplek Thrifting? karena di sepanjang jalan Perumahan Magersari, banyak sekali toko thrift di dalam nya.Nah! Salah satunya toko thrift yang cukup populer dikalangan anak muda, dengan followers instagram lebih dari 34 ribu.
Nama toko itu adalah Libom, Libom berdiri sejak tahun 2012, pada saat itu owner Libom masih duduk di bangku SMA. Awalnya, owner hanya melakukan hobi dengan berjualan online, namun pada tahun 2016 owner Libom memutuskan untuk membuka toko atau offline store.
"Untuk memulai bisnis ini, saya mengeluarkan modal kurang lebih 30 juta. Sudah termasuk modal untuk membuka offline store." ujar Owner Libom. Alasan owner libom memilih usaha thrift adalah karena baju biasa pasti diproduksi dengan jumlah yang banyak, tetapi jika thrift mereka mengimpor dari negara lain, dan baju yang dijual selalu berbeda beda.
Strategi pemasaran yang paling efektif menurut Libom adalah dengan mengikuti event di Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya. Toko thrift ini berhasil menjangkau lebih banyak pelanggan potensial dengan menghadiri pameran, bazaar, dan kegiatan komunitas lokal. Mereka meningkatkan penjualan dan memperluas jaringan dengan berpartisipasi dalam event-event ini.
Pada saat itu, , isu tentang barang thrift luar negri yang tidak boleh masuk ke indonesia sedang ramai. Owner Libom menanggapi, "kita mengikuti peraturan nya saja, karna kita ambil barang tidak selalu dari luar negeri, tetapi yang dari dalam negeri juga bisa."
Owner Libom mengukur keberhasilan bisnisnya dengan memiliki banyak pelanggan tetap libom, dan memiliki banyak pengikut di instagram yang dimana hal itu membuktikan bawa Libom dikenal oleh banyak orang.
Alasan owner libom memilih berbisnis di dunia thrifting adalah karena beranggapan bahwa dunia fashion anak muda zaman sekarang memiliki banyak keberagaman dan keunikan mereka masing masing, dengan adanya thrift ini mereka bisa mengembangkan dunia fashion.
Bisnis thrift mendukung pengurangan limbah dan konsumsi berkelanjutan dengan memungkinkan barang bekas digunakan kembali oleh orang lain. Itulah penjelasan tentang perkembangan toko libom sebagai salah satu bisnis yang bergerak didunia thrifting. Ternyata bisnis thrifting memiliki peluang yang sangat baik bagi Anda yang ingin memulai bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H