Lihat ke Halaman Asli

Rahma Amalia

kudingggg

Mengenal Istilah Framing dalam Media

Diperbarui: 19 November 2022   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa dan sastra adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa dalam karya sastra digunakan para sastrawan sebagai bentuk penyampaian ide dan gagasan kepada masyarakat luas. Tidak hanya pada sastra bahasa juga sangat erat kaitannya dengan media. Hubungan bahasa dan media sering kali digunakan dalam komunikasi melalui media, baik secara lisan maupun tertulis. Bertujuan menyampaikan sebuah informasi kejadian yang terjadi kepada masyarakat.

Penggunaan bahasa dalam media beraneka ragam sesuai dengan kepentingan. Bahasa yang digunakan dalam media secara linguistik, sangat menarik untuk dicermati. Karena media merupakan institusi sosial yang penting. Bahasa yang digunakan oleh wartawan disebut bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Dengan menggunakan bahasa jurnalistik ini, maka tulisan di media menjadi ringkas, padat, dan mudah dipahami.

Bahasa jurnalistik yang baik harus sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar dan pilihan kata yang cocok. Wartawan dapat meringkas banyak fakta dan memadatkan makna dalam sebuah kata atau kalimat.

Tetapi pernah gak sih kalian merasa terkadang ada peristiwa yang diliput oleh media secara berlebihan dan ada peristiwa yang layak diliput tetapi diabaikan saja. Bahkan ada media yang memberikan sisi positif pada suatu kasus dan ada media yang memberikan sisi negative pada kasus yang sama. Nah, hal tersebut karena adanya framing dalam media.

Apa itu framing dalam media?

Framing merupakan bagian dari strategi komunikasi media yang menyusun atau mengemas informasi tentang suatu peristiwa dengan tujuan menggiring persepsi masyarakat terhadap sebuah kejadian. Bagaimana wartawan melaporkan sebuah peristiwa berdasarkan sudut pandangnya ada fakta yang ditonjolkan, bahkan ada pula fakta yang dibuang. framing adalah metode yang digunakan untuk menyajikan berita dengan cara mengkonstruksi realitas sesuai dengan apa yang dipikirkan media.

Framing dalam media tidak menipu masyarakat dengan berbohong. Tetapi freming mencoba membelokkan fakta dengan halus melalui penyeleksian informasi, penonjolan aspek tertentu, pemilihan kata, dan gambar yang berbeda. Framing berkaitan erat dengan kebijakan redaksi, yakni ketentuan peristiwa apa yang boleh dan tidak boleh dipublikasikan.

Terdapat tiga bagian dalam framing yang dijadikan objek oleh media, yaitu: judul berita, fokus berita dan penutup berita. Contoh kasus framing, yaitu pada Media Indonesia menempatkan berita mengenai Gayus di halaman utamanya. Sedangkan di Republika, kasus Gayus tidak terlalu menonjol, dari segi ruang, Media Indonesia lebih banyak memberikan ruang dibanding Republika.

Framing juga didefinisikan sebagai suatu pesan yang terlihat atau menonjol dari yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline