Lihat ke Halaman Asli

Rahim Mubtadi

UIN Syarif Hidayatullah

Dinamika dan Aktivisme Filantropi Islam dalam Pemberdayaan Masyarakat

Diperbarui: 11 Januari 2023   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dinamika dan Aktivisme Filantropi Islam Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Aktivitas filantropi di lingkungan sosial masyarakat Indonesia semakin hari terlihat semakin menggemberikan. Hal ini didasari pada tujuan filantropi itu sendiri, yaitu mengembangkan isu mengenai pentingnya kesejahteraan, kemandirian dan kemanusiaan. Filantropi sebagai sebuah bentuk pengaplikasian rasa kedermewanan dan sikap sosial untuk mengutamakan kepentingan orang lain atau kepentingan bersama seakan sudah menyatu dalam diri manusia. 

Tanpa mengenal suku, ras, agama, maupun perbedaan lainnya, filantropi menyatukan perbedaan antar manusia dengan satu isu, yaitu kemanusiaan. Banyaknya lembaga-lembaga filantropi yang didirikan oleh konglomerat-konglomerat besar di Indonesia membuktikan itu semua. Putra Sampoerna Foundation, Eka Tjibta Foundation, Yayasan Tahija, Chairul Tanjung Foundation dan Ciputra Foundation merupakan sebagian kecil dari lembaga filantropi yang didirikan di Indonesia.

Salah satu buku yang mengkaji tentang filantropi, terutama filantropi Islam adalah buku yang ditulis oleh Makhrus Ahmadi dengan judul Dinamika dan Aktivisme Filantropi Islam Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Buku yang ditulis pada akhir tahun 2018 ini menggambarkan bagaimana perkembangan filantropi di kalangan masyarakat muslim Indonesia. Menurut hemat kami, buku ini bisa menjadi salah satu literatur penting dalam kajian filantropi Islam di Indonesia. 

Makhrus yang merupakan sarjana yang fokus di kajian Ekonomi Islam ini tentu sudah melewati berbagai tahapan akademik dalam penelitiannya terhadap perkembangan filantropi Islam di Indonesia. Sudah barang tentu apa yang dikemukakannya di buku tersebut memang telah teruji secara akademik dan layak untuk dibaca oleh berbagai kalangan, terutama mereka yang bergelut di bidang kajian filantropi Islam, yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan sosial-ekonomi masyarakat muslim terutama.

Di kalangan internal umat Islam sendiri, menurut Makhrus di dalam bukunya tersebut sudah dikenal konsep kepedulian terhadap sesama manusia. Melalui zakat, infaq, sedekah dan wakaf adalah bukti bahwa aktivitas filantropi di Islam sudah lama diajarkan diterapkan. Namun menurut Makhrus, konsep filantropi yang sedang dijalankan umat Islam dulu dan sekarang hanya berpusat pada aktivitas kegiatan bakti sosial, dalam artian kepedulian yang diberikan hanya berputar kepada materi yang sifatnya jangka pendek, seperti santunan anak yatim, pembangunan madrasah dan lain-lain. 

Sedangkan kepedulian yang bersifat non-materi dan bersifat jangka panjang masih belum terjangkau oleh lembaga-lembaga filantropi Islam, seperti bantuan hukum, perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan, advokasi kebijakan publik dan lain-lain. Hal ini seakan menjadi ketimpangan di dalam dan problem tersendiri di kalangan umat Islam.

Makhrus yang berlatar belakang sebagai seorang aktivis dan sarjana dalam bidang Ekonomi Islam ini memandang bahwa sebenarnya potensi sosial yang ada pada zakat, infaq, sedekah dan wakaf merupakan potensi besar yang bisa menyelesaikan permasalahan sosial, terutama di kalangan masyarakat muslim. Dengan pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq, sedekah dan wakaf yang tepat, maka akan lebih cepat terciptanya kelompok masyarakat yang terberdayakan. 

Dengan kata lain mereka yang saat ini berstatus sebagai mustahiq/dhuafa maka besok akan menjadi muzakki dengan membuka lapangan kerja dan usaha yang lebih luas, sehingga kesejahteraan sosial akan terbangun secara merata.

Di buku yang ditulisanya, Makhrus kemudian mencoba menggambarkan bagaimana aktivitas dan peran filantropi Islam yang dijalankan oleh Organisasi Muhammadiyah, sebagai organisasi sosial keagamaan. KH. Ahmad Dahlan dianggap berhasil dalam mengembangkan aktivitas filantropi Islam di Indonesia dengan menggerakkan berbagai macam lembaga sosial di bawah naungan Muhammadiyah, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.

Potensi besar yang dimiliki filantropi Islam menurut Makhrus masih memerlukan upaya untuk mengoptimalkan perannya dari berbagai sisi seperti, keberadaan donatur, lembaga yang menangani filantropi Islam itu sendiri, kebijakan pemerintah dan mekanisme penyaluran serta pendayagunaan dana. Salah satu persoalan besar yang masih menjadi tantangan di kalangan aktivis filantropi Islam adalah masih adanya pemahaman normatif masyarakat terkait lebih memilih berderma ketimbang membangun kesejahteraan sosial secara bersama-sama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline