Apakah kamu pernah mendengar wilayah Terengganu? Wilayah ini cukup asing dikalangan kita. Terengganu adalah sebuah wilayah di pesisir timur Semenanjung Melayu, yang menyimpan jejak panjang sejarah dengan pengaruh budaya dan agama. Sebagai daerah strategis dalam jalur perdagangan maritim, Terengganu menjadi salah satu pintu masuk awal bagi peradaban Islam di Nusantara. Namun, apa yang membuat Terengganu begitu istimewa dalam narasi sejarah Islam?
Letak Strategis Terengganu dan Peran Jalur Perdagangan
Secara geografis, Terengganu memiliki posisi yang sangat strategis. Berbatasan dengan Laut Cina Selatan di selatan, di utara berbatasan dengan Pahang dan di barat berbatasan dengan Kelantab. Daerah ini menjadi persinggahan penting bagi para pedagang dari Arab, Persia, India, dan Cina. Pada abad ke-7 hingga ke-11, perdagangan antara Barat dan Timur mencapai puncaknya, dan Terengganu menjadi salah satu simpul jalur perdagangan yang ramai. Hubungan dagang inilah yang membuka ruang bagi penyebaran agama Islam. Para pedagang Muslim tidak hanya membawa barang dagangan, tetapi juga membawa ajaran Islam yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat, terutama kalangan elit dan bangsawan.
Terengganu dalam Bayang-Bayang Sriwijaya dan Majapahit
Sebelum menjadi kerajaan Islam, Terengganu berada di bawah pengaruh Kerajaan Sriwijaya, kerajaan Buddha maritim terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Terengganu mulai menunjukkan tanda-tanda otonomi setelah runtuhnya Sriwijaya. Namun, pada masa yang hampir bersamaan, pengaruh Kerajaan Majapahit dari Jawa mulai meluas ke wilayah ini.
Menurut Negarakertagama (1365), Terengganu disebut sebagai salah satu daerah yang tunduk kepada Majapahit di bawah kepemimpinan Gajah Mada. Ambisi besar Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara memaksa Terengganu berada dalam bayang-bayang kekuatan Majapahit hingga pengaruhnya melemah di akhir abad ke-14. Peralihan ini membuka peluang bagi munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Semenanjung Melayu.
Islamisasi Terengganu dan Pengaruh Kerajaan Samudera Pasai
Proses Islamisasi di Terengganu diduga kuat berawal dari pengaruh Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama di Sumatra. Hubungan perdagangan yang erat antara kedua wilayah ini membuat penyebaran Islam berjalan lebih cepat. Pada saat itu, Samudera Pasai juga dikenal sebagai pusat dakwah Islam dan aktivitas keagamaan yang berkembang pesat. Selain itu, teori lain menyebutkan pengaruh Champa, wilayah di Indocina, yang telah lebih dahulu mengenal Islam pada abad ke-10 hingga 11 Masehi. Para pedagang dari Champa memiliki hubungan dagang yang erat dengan Terengganu, sehingga memungkinkan interaksi budaya dan agama terjadi secara alami.
Dinasti dan Peran Bangsawan di Terengganu
Keluarga bangsawan Telanai atau Telani disebut-sebut sebagai penguasa awal di Terengganu sebelum pengaruh Islam mengakar. Mereka diperkirakan merupakan keturunan dari Palembang, yang memiliki koneksi dengan dinasti penguasa Sriwijaya. Menariknya, dalam periode awal Islam, hanya kalangan elit dan bangsawan Terengganu yang lebih dahulu memeluk agama Islam, sementara masyarakat umum masih mempraktikkan kepercayaan lama. Sumber semi-legenda seperti Hikayat Hang Tuah juga menyebutkan peran keluarga Megat, yang merupakan penguasa tradisional Terengganu. Cerita ini menambah warna pada narasi sejarah Terengganu, meskipun masih dibalut dalam unsur mitos.
Kejayaan Terengganu dan Pengakuan Kerajaan-Kerajaan Besar
Memasuki abad ke-15, pengaruh Kesultanan Melaka semakin kuat di Semenanjung Melayu, termasuk Terengganu. Sultan-sultan Melaka berhasil memperluas kekuasaannya hingga ke wilayah ini, menjadikan Terengganu sebagai bagian dari jaringan politik dan ekonomi Kesultanan Melaka. Setelah jatuhnya Melaka ke tangan Portugis pada tahun 1511, Terengganu kemudian berada di bawah Kesultanan Johor hingga awal abad ke-18. Pada abad ke-18, Kesultanan Terengganu akhirnya berdiri secara mandiri dengan Zainal Abidin I sebagai sultan pertama. Keturunan Sultan Mansur Shah dari Melaka dianggap sebagai leluhur para sultan Terengganu, yang mengukuhkan garis kontinuitas sejarah dan hubungan erat antara kedua wilayah ini.
Terengganu: Simbol Integrasi Budaya dan Islam
Sebagai salah satu wilayah yang lebih dahulu bersentuhan dengan Islam, Terengganu mencerminkan proses akulturasi antara tradisi lokal dan ajaran Islam. Islam tidak datang sebagai kekuatan yang menggantikan budaya lama, melainkan menyatu dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat. Hal ini terlihat dari bagaimana para bangsawan menjadi agen utama penyebaran Islam di kalangan rakyat.