Situasi pandemi yang terjadi di kuartal pertama 2020 hingga sekarang telah melumpuhkan banyak sektor bisnis termasuk pasar tradisional. Padahal Menteri Perdagangan (MENDAG) Agus Suparmanto meminta pasar tradisional harus tetap beroperasi di tengah pandemi COVID-19. Ketakutan masyarakat akan virus menyebabkan pasar sepi pembeli. Tidak sedikit juga UMKM dan beberapa pasar terpaksa untuk tutup karena berada di zona merah.
Dilansir dari Investor.Id, berdasarkan data Kemendag, laporan sementara menyatakan 285 kabupaten dan kota rata-rata mengalami penurunan jumlah pedagang di pasar sebanyak 29%. Penurunan tersebut juga berdampak pada omzet pedagang dikarenakan sepinya pembeli selama pandemi ini.
Banyak keresahan yang terjadi di masyarakat membuat seorang lulusan President University tergerak untuk memberikan hal kecil yang bisa memperbaiki keadaan di masa pandemi ini. Richard Sianipar, seorang sarjana akuntansi yang tergerak untuk merintis usaha yang dapat membantu perekonomian pasar tradisional. Dari situlah muncul aplikasi Balanjaa sebagai bukti pergerakan kecil dari anak muda Indonesia.
"Awal memulai bisnis ini, saya dan partner berdiskusi tentang hal apa yang bisa berkembang disaat pandemi seperti ini. Akhirnya kami temukan bahwa daya beli pasar menurun dan hal tersebut diikuti juga oleh kekhawatiran yang berlebih dari masyarakat untuk belanja ke pasar tradisional. Dari sini kami deal untuk menghadirkan satu platform belanja untuk distribusi bahan baku dapur berkualitas yang dibutuhkan oleh rumah tangga langsung dari pasar tradisional," ujarnya saat diwawancarai lewat WhatsApp, (10/3/2021).
Dari pihak Balanjaa sendiri berharap, dengan hadirnya platform ini, anak muda dapat berperan dalam meningkatkan penjualan pasar tradisional dan turut juga mendukung perekonomian daerah.
Content Writer
Alex Yoza Pratama
Muhammad Sulton
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H