Lihat ke Halaman Asli

Rahel Sulaiman

hanya orang biasa yang menikmati dunia melalui alam

Situs Megalitikum Cianjur

Diperbarui: 21 April 2016   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="In frame : Rahel & Supray"][/caption]Menjelajah sedikit mengenai sejarah kota Cianjur, Gunung Padang. Tempat ini merupakan salah satu tempat yang disakralkan menurut penduduk sekitar. Ketika pengunjung tiba di pintu masuk, biasanya diberikan kain hitam, mungkin gunanya untuk menjaga kesopanan. Kami tidak menggunakan kain tersebut karena datang terlalu pagi. 

Tiba pkl 07.00, tempat masih sepi pengunjung. Hanya beberapa orang hilir mudik. Setibanya, kami sarapan dahulu untuk mengisi tenaga menjelajah situs tersebut. Tiket masuk ke tempat ini terbilang sangat murah, hanya membayar Rp. 5.000,- kalian sudah bisa menikmati keindahan sejarah ini.

[caption caption="Kesenian khas Sunda"]

[/caption]Bagi yang beruntung, kalian akan disambut oleh pagelaran gamelan Sunda yang disuguhkan oleh penduduk sekitar. Iringan dan lantunan gamelan dan gong inilah yang semakin menyemangati kami. Terbuai terlalu lama, akhirnya kami meninggalkan lantunan indah ini untuk menjajal Gunung Padang.

[caption caption="Situs Gunung Padang"]

[/caption]Gunung Padang letaknya di atas, untuk menuju ke atas, kami harus melewati tangga bebatuan yang terpisah menjadi dua. Sebelah kiri merupakan tangga peninggalan sejarah. Tersusun secara alami dan terlihat berantakan dengan tingkat kemiringan kurang lebih 45 derajat. Sebelah kanan merupakan jalan buatan masyarakat untuk memudahkan pengunjung menuju ke atas. Jalanan sangat rapi dan tidak melelahkan karena tingkat kemiringannya tidak terlalu ekstrim. Dikarenakan kami menyukai hal-hal yang tidak biasa, kami mencoba jalur sebelah kiri.

[caption caption="Jalan dengan kemiringan 45 derajat"]

[/caption]Kira-kira seperti itulah penampakan jalannya. Terasa mengasyikan menjajal jalan bebatuan yang satu ini. Undakannya yang tinggi membuat kami sedikit banyak kelelahan. hahahaha. Beberapa kali kami berhenti karena kelelahan. Lalu mengabadikan momen seperti biasa.

[caption caption="Wajah-wajah kelelahan meniti tangga batu"]

[/caption]Jalanan bebatuan asli milik Gunung Padang. Tampak seorang Bapak dan Ibu yang mengikut jalur kami, seperti kelelahan. ehhehehe. Tak sabar untuk menikmati pemandangan di atas, kami pun mempercepat langkah kaki kami menuju ke atas. Dan inilah yang kami dapatkan. VOILA!

[caption caption="In frame : Rahel"]

[/caption]Sampailah kami di atas. Udara pagi terasa sangat sejuk. Burung-burung bernyanyi menentramkan hati. Tempatnya masih sepi. Disarankan datang di pagi hari karena belum banyak pengunjung berhamburan, sehingga kalian bisa dengan puas mengambil foto disini. Ditambah tone warnanya yang pas, kalian akan sangat betah berada disini.

[caption caption="Gunung Padang"]

[/caption]Menikmati pegunungan dari atas. Menikmati awan dan cuaca cerah. Menikmati segala keindahan alam yang dibuat-Nya. Menciptakan rasa syukur setiap kali kami menoleh setiap sudutnya. Tentram rasanya berada di tempat ini.

Gunung Padang cukup luas, tak seperti kelihatannya. Kami pun menjajal ke atas lagi untuk melihat, sudut manalagi yang bisa kami abadikan.

[caption caption="In frame : Rahel"]

[/caption]Semakin ke atas semakin terasa sejuknya. Semakin betah kami berlama lama disini. Ditambah ada banyak jajanan seperti siomay dan warung indomie disana. Hehehehe....

[caption caption="Pemandangan hijau menentramkan hati"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline