Lihat ke Halaman Asli

Rahel Adventia Dinata

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Bagaimana Nasib Jurnalisme di Masa Depan?

Diperbarui: 21 Oktober 2023   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/photo/bionic-hand-and-human-hand-finger-pointing-6153354/ 

Kemajuan teknologi telah merambah ke berbagai sisi kehidupan dan pekerjaan manusia. Kecepatan dan kemudahan dalam mengakses informasi juga telah kita rasakan hingga saat ini, mulai dari kebutuhan edukasi, pekerjaan, maupun berita terkini. Apakah kamu juga merasakan kemajuan teknologi di kehidupan sehari-hari?

Semua aspek kehidupan manusia saat ini sudah digantungkan dengan berbagai teknologi canggih yang memudahkan sekaligus membantu dalam efisiensi waktu. Hal ini juga terlihat pada dunia jurnalistik yang semakin hari semakin berkembang yang menghasilkan cepatnya penyebaran suatu berita.

Jika melihat dari dunia jurnalistik di zaman dahulu dengan saat ini, dapat terasa jelas perubahan besar dalam kegiatan jurnalistik. Mulai dari mengumpulkan informasi, menyusun berita, hingga menyebarkan berita yang saat ini bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. 

Kehadiran teknologi juga akhirnya memudahkan para jurnalis untuk membuat berita, mulai dari mencari topik, data, ataupun informasi penting lainnya. Tapi disisi lain hal ini terlihat dapat juga mengancam dan membahayakan dunia jurnalistik, karena hadirnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). 

Mengapa hal ini bisa membahayakan? Sebenarnya banyak hal-hal yang dapat menjadi perhatian kita khususnya dalam dunia jurnalistik pada kemajuan teknologi ini. Kemudahan yang diberikan oleh teknologi ini terkadang menjadikan kita kurang maksimal dan merasa segalanya mudah karena dengan bantuan teknologi semuanya dapat selesai.

Kekurangan AI menjadi kelebihan manusia

Seperti halnya dalam membuat berita, teknologi canggih ini dapat dengan mudah dan cepat kita gunakan untuk diperintahkan menulis berita dalam beberapa menit atau bahkan detik. Chat GPT misalnya, dengan mengetik beberapa perintah saja, segala hal yang kita butuhkan langsung diberikan dengan cepat. Hal ini dapat membahayakan tidak hanya kehidupan jurnalistik, tetapi pendidikan juga.

Ini menjadi tantangan bagi lembaga pendidikan dalam menanamkan pemahaman mengenai teknologi tersebut, bahwa dengan kemudahan teknologi ini bukan berarti kita tidak perlu mendalami prinsip-prinsip jurnalisme dan menciptakan hasil tulisan sendiri. Kemajuan teknologi ini justru dapat mendorong dan mengharuskan kita untuk dapat lebih multitasking, jika dahulu seorang jurnalis cukup hanya dapat menyusun dan menulis berita, di masa kini diperlukan skill-skill lainnya seperti mengambil gambar, mengedit video, membuat animasi dan lainnya untuk keperluan dalam mempublikasikan berita.

Mungkin di beberapa lembaga pendidikan, tidak semuanya mengajarkan skill-skill tersebut sehingga diperlukan inisiatif dari pribadi masing-masing untuk mengasah kemampuan dalam memproduksi berita di era digital ini. Apalagi informasi dan pengetahuan sudah mudah didapatkan di internet saat ini.

Jika melihat pendapat seorang ahli Sree Sreenivasan (dalam Widodo, 2020), menurutnya terdapat beberapa skill yang harus dimiliki seorang jurnalis saat ini, terlebih lagi untuk menghadapi dunia jurnalis di masa depan. Beberapa diantaranya adalah, pertama memiliki kemampuan dan keahlian dalam tools digital agar mampu menciptakan berita yang baik di waktu yang tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline