Lihat ke Halaman Asli

"Cek IG kita sist!"

Diperbarui: 19 September 2015   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Perkembangan media sosial di Indonesia ibarat menanam sayuran di tanah yang subur. Media sosial yang masih dan sedang marak di Indonesia adalah Facebook, Twitter, Path, dan Instagram. Dari hasil penelitian oleh We Are Social yang dilansir dari http://jarvis-store.com/artikel/jumlah-pengguna-website-mobile-dan-media-sosial-di-indonesia-maret-2015, terdapat 74 juta pengguna aktif media sosial. Penggunanya mulai dari remaja hingga dewasa. Salah satu media sosial yang menjadi topik yang akan saya bahas adalah Instagram. Instagram seperti yang kita ketahui merupakan aplikasi dalam smartphone yang menjadi media bagi kita untuk berbagi mengenai foto dan video apapun. Di sana kita juga dapat bertemu teman – teman di dunia nyata yang bisa kita follow. Instagram memberikan kemudahan bagi kita yang suka fotografi dan eksis di dunia maya untuk berbagi foto ataupun video tentang apa yang kita lakukan atau apa yang kita pikirkan. Selain itu, kita juga dapat melihat semua foto yang diunggah ke Instagram dari seluruh penjuru dunia. Ditambah dengan pengelompokkan melalui tagar atau hashtag yang mempercepat kita untuk mencari foto dalam kategori tertentu.
Keinginan untuk berbagi tentang diri kita kepada orang lain memang menyenangkan. Di Indonesia sendiri, Instagram cukup diminati oleh berbagia kalangan. Akhir – akhir ini muncul fenomena di Instagram mengenai kata – kata yang dianggap menggelitik oleh para penggunanya. Kita acap kali mendapat komentar “Cek IG kita sist” di foto – foto kita. Ya, mereka adalah kalangan penjual barang secara online! Bisnis secara online mulai menggunakan media sosial ini untuk berjualan. Beberapa orang merasa terganggu dengan iklan – iklan berbayar oleh online-shop yang muncul dari beberapa akun yang diikuti. Tetapi, tidak jarang juga yang merasa tertarik untuk melihat akun online-shop tersebut.
Saya sendiri memiliki akun online-shop di Instagram. Saya mulai membuatnya pada tahun 2013. Awalnya bisnis melalui Instagram ini dirasa kurang menguntungkan. Saya berusaha semaksimal mungkin mencari cara agar online-shop saya ini diikuti banyak orang dan saya mendapatkan keuntungan sesuai target saya. Kemudian saya mengubah tampilan dengan gambar – gambar yang lebih menarik. Saya juga memberikan berbagai promosi dengan kata – kata yang saya tuliskan. Sampai sekarang, saya masih bisa mendapatkan penghasilan bisnis online-shop di akun tersebut.
Memiliki bisnis di Instagram ternyata memerlukan strategi komunikasi. Teori ini merupakan teori komunikasi massa. Kata strategi dalam hal ini merupakan tindakan untuk menentukan tingkat posisi kita dengan tingkat pesaing. Untuk mencapai segala sesuatu diperlukan strategi. Strategi memudahkan kita untuk mencapai sasaran atau tujuan kita, meskipun bersaing dengan banyak orang. Kita harus memahami bagaimana membuat orang lain percaya kepada online-shop kita meskipun belum pernah bertemu dengan kita sama sekali. Laswell dalam Effendy (1990) pernah berkata, “who says what in which channel to whom with what effect”. Kita harus memahami mengenai bagaimana menjadi sumber informasi yang baik, bagaimana menyampaikan pesan yang menarik, siapa sasaran kita, serta efek apa yang ingin kita dapatkan.
Disini ada beberapa trik atau strategi komunikasi yang bisa anda pelajari untuk onlineshop anda:
1. Pastikan anda punya akun Instagram
Ini hukumnya wajib! Kalau tidak, jangan ikuti langkah selanjutnya.
2. Buatlah nama untuk akun semenarik mungkin
“Nama adalah doa”, kata pepatah tua. Nama adalah strategi kita untuk menarik perhatian akun – akun lainnya. Nama jugalah yang akan terlihat pada pandangan pertama oleh sasaran kita. Jadi, nama itu penting sekali.
3. Aktif!
Meskipun memiliki bisnis online-shop dianggap sebagai sesuatu yang bisa dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan lain, tapi jangan menganggapnya remeh. Seorang pembeli akan lebih menyukai penjual yang ramah, mampu menjelaskan informasi yang kita tanyakan, serta membalas pertanyaan dengan cepat. Orang akan berpindah untuk mencari online-shop lainnya apabila kita lama menanggapi mereka.
Aktif juga dapat berarti kemampuan kita berkomunikasi di media baru ini. Maka muncullah fenomena “cek IG kita ya sist!”. Ini adalah wujud strategi komunikasi yang digunakan untuk memancing sasaran kita melihat akun yang kita miliki. Nyatanya, orang – orang menajadi penasaran dengan apa yang kita perjualkan.

4. Gunakan kata – kata yang menarik
Saat mempromosikan suatu barang, berikan kata – kata yang mudah diingat oleh orang lain. Kata – kata ini yang akan membantu kita untuk memberikan pemikiran kita terhadap sasaran komunikasi. Bisa dikatakan sebagai transfer pemikiran, sehingga kita harus mengetahi sasaran komunikasi terlebih dulu untuk menyusun kata sesuai dengan target. Sebagai contoh, “Awas akun ini berbahaya.”. Orang akan penasaran dengan kalimat tersebut dan mencari dimana bagian bahayanya. Ternyata yang dimaksud dengan bahaya adalah kita akan menyukai akun tersebut sehingga bisa kalap karena membeli banyak barang bagus. Kalimat “cek IG kita sist” juga menjadi kalimat yang digunakan banyak online-shop untuk memikat perhatian orang lain. Kalimat yang digunakan sebagai lelucon ini ternyata mampu memberikan keuntungan bagi akun tersebut. Kata – kata yang menarik belum tentu mengenai kata – kata yang hiperbola, namun kata – kata yang mampu meng-”hipnotis” para pembacanya untuk membeli.

Perkembangan teknologi komunikasi tidak dapat kita hentikan. Kemampuan para penemunya memudahkan kita untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Termasuk dengan adanya instagram. Instagram yang dapat digunakan oleh anak remaja hingga lanjut usia ini dimanfaatkan untuk berbagi momen –momen dengan foto. Namun adapun yang menganggapnya sebagai peluang usaha. Disinilah mulai merebah bisnis onlineshop di Instagram. Tidaklah mudah untuk meyakinkan orang yang tidak dikenal untuk membeli barang kepada kita. Apalagi dengan maraknya penipuan akhir – akhir ini. Jadi, strategi komunikasi sangat penting dipelajari oleh para pebisnis online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline