Lihat ke Halaman Asli

Rahayu Damanik

TERVERIFIKASI

Ibu Rumah Tangga

Memilih Ahok Karena Agamanya?

Diperbarui: 16 Maret 2016   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Memilih pemimpin berdasarkan agama memecah-belah persatuan bangsa (palingseru.com)"][/caption]Teman-teman khususnya yang beragama Kristiani seperti saya apakah Anda mendukung Ahok-Heru? Apa alasan teman-teman memilih Ahok? Bila karena agama Ahok yang sama dengan kita, betapa sikap tersebut sangat tidak baik. Nanti bila ada tokoh lain yang Kristen tetapi korupsi jangan-jangan karena agamanya kita pilih dia, mau jadi apa bangsa kita bila memiliki fanatisme yang rendah seperti ini?

Saya memilih Ahok bukan karena agamanya namun karena sosok beliau yang jujur, berintegritas, bisa dipercaya. Beliau bukan hanya memerhatikan yang seagama dengan beliau namun juga mencintai umat lain dengan kasih yang sama besarnya. Sikap seperti ini membuat saya bangga karena Pak Ahok memraktikkan keadilan bagi semua rakyat tanpa pandang bulu. Sebuah ajaran Kristiani yang benar-benar beliau terapkan.

Saya bangga beliau memilih Pak Heru yang adalah seorang Muslim dan jujur. Saya melihat betapa indah kerja sama yang dibangun dua orang berbeda agama namun satu dalam prinsip yaitu menjunjung tinggi keadilan demi memajukan bangsa. Saya membayangkan betapa memalukan memiliki seorang pejabat yang seagama dengan saya namun korupsi, aduh lebih baik pulang kampung saja bah! Malu aku melihatnya.

Bagaimana seorang yang mengenal kebenaran tetapi tidak menerapkan kebenaran dalam tugas dan tanggung jawabnya. Apalah artinya? Tuhan pun tidak mungkin berpihak padanya karena nyatanya dia hanya menjadikan Tuhannya sebagai simbol, bukan alasan untuk setia menjalankan kejujuran. Pilihlah pejabat negara berdasarkan karakternya yang jujur, tegas, adil, dan amanah. Orang seperti ini bisa diandalkan untuk memberantas korupsi atau setidaknya meminimalisir korupsi.

Pejabat memang harus beragama namun harus memraktikkan ajaran agamanya dalam tugas dan jabatannya. Pemimpin yang bukan hanya menjadikan agama sebagai catatan di KTP pasti akan mengamalkan agamanya dengan segenap hati. Pemimpin seperti ini tidak berjiwa lemah dan mudah disuap. Negara kita adalah negara yang penduduknya memiliki agama yang beragam, apa jadinya bila manusianya semua memilih pemimpin berdasarkan agama. Kita pasti mudah terpecah belah dan lama-lama akan terjadi perang saudara karena sebuah masalah yang tidak esensi.

Saya tidak memungkiri bila ada dua orang calon pemimpin yang sama-sama jujur pasti kita akan memilih yang agamanya sama dengan kita. Hal ini manusiawi, tidak bisa saya komentari. Namun bila memilih seseorang hanya berdasarkan agama tanpa memandang karakternya artinya kita sudah fanatik membabi buta. Jadi, pilihlah pemimpin yang betul-betul mengamalkan ajaran agamanya dalam jabatan yang diemban karena semua agama mengajarkan keadilan dan kejujuran. Hal ini demi kebaikan bangsa dan persatuan kesatuan Indonesia. Abaikan calon pemimpin yang walaupun seagama dengan kita namun hatinya busuk, mengapa? Tuhannya saja dia khianati apalagi kita yang walau seagama tetapi tidak dia kenal sama sekali.

 

Salam persatuan,

Rahayu Damanik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline