Lihat ke Halaman Asli

Rahayu Damanik

TERVERIFIKASI

Ibu Rumah Tangga

Maikel Kondologit: Generasi Muda Pendidik Perubahan Mindset Masyarakat Papua

Diperbarui: 30 Januari 2016   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tidak heran bila ada anak muda mudah terbawa arus pergaulan yang buruk. Bahkan tidak jarang anak muda memiliki geng untuk melakukan aksi tawuran, kekerasan antar pelajar, atau premanisme. Kegiatan gerombolan anak muda tersebut tidak jauh dari nongkrong-nongkrong sambil tertawa terbahak-bahak sampai larut malam bahkan tidak jelas apa yang mereka tertawakan. Menakjubkan bila ada anak bangsa yang bukannya terpengaruh efek negatif pergaulan tetapi malah mempengaruhi teman-temannya untuk membentuk kelompok yang berkontribusi bagi kemajuan masyarakat sekitarnya.

[caption caption="Pembibitan dan Penanaman Pohon Gaharu (Maikel memakai baju hitam celana biru)"][/caption]Dialah Maikel Kondologit (Maikel) merupakan Mahasiswa Universitas Negeri Papua Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan. Maikel yang lahir pada tanggal 3 November 1988 (27 tahun) merupakan anak muda asal Manokwari Papua yang memiliki visi sangat mulia bagi masyarakat lingkungan dimana dia dilahirkan dan dibesarkan. Maikel ingin mendorong kemajuan masyarakat Papua agar mampu menjadi tuan di tanah kelahiran sendiri. Artinya masyarakat Papua harus mampu memahami dan mengenali portensi alamnya sehingga bisa menikmati kekayaan alam. Maikel percaya kalau inilah saatnya Papua bangkit dan mengejar ketertinggalan.  

[caption caption="Maikel dan Relawan Lain Membersihkan Tumpukan Sampah"]

[/caption]Maikel paham kalau kemiskinan masyarakat Papua bukan hanya menjadi PR pemerintah, sehingga sangat diperlukan peran aktif masyarakat setempat khususnya yang berpendidikan dan memiliki kecintaan tulus kepada masyarakat Papua. Maikel mengerti dia pun tidak bisa bila hanya bertindak sendiri, itulah sebabnya Maikel aktif mengajak teman-temannya untuk bersama-sama membangun masyarakat yang cukup jauh tertinggal dari daerah lain di Indonesia. Maikel dan teman-temannya tidak terikat dalam satu organisasi namun hal demikian tidak mengurangi semangatnya karena keseriusannya dalam membangun Papua sudah dimulai sejak tahun 2007 saat masih menjadi mahasiswa Diploma.

[caption caption="Tumpukan Sampah menjadi Bersih dan Got bisa Berfungsi Kembali"]

[/caption]Maikel terus berusaha melalui penyuluhan, tindakan, dan dorongan agar masyarakat Papua bisa memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki dengan sebaik-baiknya sehingga bisa menambah pemasukan mereka. Maikel mendorong masyarakat Papua agar cerdas memanfaatkan sumber daya alam misalkan dengan cara memanfaatkan lahan hutan yang kosong untuk ditanami gaharu. Berhubung pohon gaharu butuh waktu yang lama untuk dipanen maka sambil menunggu, masyarakat diajak untuk menanam jagung, tebu, pinang di sela-sela gaharu sehingga masyarakat bisa menikmati panen jangka pendek sembari menunggu panen jangka panjang. Maikel sangat menekankan ke masyarakat agar jangan mau menjual lahan hutan milik mereka semahal apa pun harga yang ditawarkan investor karena uang yang banyak tersebut pasti kelak akan habis juga. Maikel mengajak masyarakat membudayakan hidup produktif bukan konsumtif.

[caption caption="Berbagi Inspirasi Melalui RRI"]

[/caption]Maikel mendorong agar masyarakat Papua harus bisa menjadi pengusaha besar yang pintar menghasilkan bahan pangan dan produktif menghasilkan karya lain. Jangan menjual lahan hutan sendiri apalagi hutan Papua termasuk paru-paru dunia. Rendahnya pengetahuan akan budaya berbisnis dan berdagang terkadang membuat masyarakat Papua mudah tergoda menjual lahan hutan demi setumpuk uang. Maikel menyadarkan masyarakat kalau hutan adalah harta berharga milik mereka dan bahkan bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan uang misalkan dengan cara penaman pohon gaharu di lahan hutan. Apalagi pohon gaharu memang membutuhkan sarana pelindung supaya bisa bertumbuh dengan baik, jadi jangan menebang hutan atau menjual lahan kepada investor.

Hargailah hutan sebagai harta yang bernilai karena bisa memberikan penghasilan. Mendengar penuturan Maikel tentang betapa berharganya hutan mengingatkan pada anak saya Christo. Beberapa kali Christo diberikan uang seratus ribu rupiah oleh para kerabat dalam suatu acara keluarga. Christo yang berusia empat tahun belum mengerti betapa berharga lembaran berwarna merah di tangannya. Saya pun mengatakan ke Christo kalau saya hendak menukarkan uang yang dia miliki dengan lembaran uang yang ada gamabr pedangnya. Christo sangat tertarik dan antusias menukarkan uang seratus ribunya dengan uang seribu rupiah bergambar Pahlawan Patimura yang sedang memegang pedang. Mungkin kira-kira demikian hal yang ingin disadarkan Maikel kepada masyarakat Papua agar jangan mudah menjual lahan kepada para investor hanya demi kepuasan sementara.

[caption caption="Aktif Mengembangkan Desa Binaan"]

[/caption]Penulis menanyakan mengapa Maikel memiliki motivasi yang demikian kuat untuk mengubah masyarakat Papua ke arah kehidupan yang lebih maju? Maikel menjawab kalau salah satu yang menjadi motivasinya adalah keteladanan Papa Maikel yang dulunya juga seorang relawan. Papa Maikel adalah salah seorang relawan yang menanam coklat, cengkeh, dan pala di lahan Papua yang berhektar-hektar luasnya. Dulu penanaman tersebut merupakan salah satu program pemerintah. Keteladanan sang Papa tertanam di dasar hati Maikel sehingga membentuknya menjadi pribadi yang peduli pada masyarakat Papua.

Kegiatan yang Maikel dan kawan-kawan lakukan diantaranya:

1. Mendidik masyarakat akan pentingnya memanfaatkan lahan hutan untuk penanaman pohon gaharu dan berbagai jenis sayuran lain di tengah-tengah lahan hutan yang kosong. Aktivitas ini bukan hanya menghijaukan hutan namun juga memberikan pendapatan bagi masyarakat. Maikel bukan hanya sekedar mendidik masyarakat namun juga berperan aktif di dalam penanaman pohon gaharu bersama masyarakat.

2. Maikel mendidik masyarakat akan pentingnya penanaman pohon mangrove. Oleh karena itu, Maikel dan masyarakat bersama-sama menanam pohon Mangrove di tepi Pantai Wosi dan Pulau Lemon. Maikel menyadarkan masyarakat kalau Mangrove bukan hanya sekedar untuk menahan abrasi pantai tetapi akar pohon ini bisa memberi zat makanan bagi ikan yang hidup di sekitarnya. Artinya, nelayan Manokwari diuntungkan karena ikan-ikan semakin banyak. Selain itu Maikel menyadarkan masyarakat kalau daun yang muda bisa dikonsumsi karena mengandung protein yang tinggi, batang pohon bisa dibuat arang, atau bahan bangunan.

3. Mengajak masyarakat Manokwari untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sampah selain bisa merusak pemandangan namun juga bisa merusak laut, akibatnya ikan jauh ke tengah lautan dan nelayan sulit mendapat ikan. Sebagai bukti keseriusannya memajukan masyarakat Papua khususnya yang berada di Manokwari, Maikel menggagas gerakan bersihkan Manokawari dari sampah. Hal ini dia kerjakan untuk memberikan teladan bagi masyarakat Manokwari pentingnya menjaga kebersihan demi kesehatan masyarakat, keindahan, dan kebersihan laut. Maikel dan teman-teman memberikan penyuluhan pentingnya kebersihan kemudian dilanjutkan gerakan bersih-bersih lingkungan rutin seminggu sekali dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Aksi Bersih dilanjutkan dengan menanam bunga dan pohon pelindung di lokasi yang tadinya merupakan tempat tertimbunnya sampah. Alhasil lokasi yang tadinya kotor dan bau menjadi bersih dan segar karena ditanami pohon dan bunga yang indah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline