Usai pengonfirmasian dua orang Warga Negara Indonesia yang terjangkit virus corona yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo menjadi kasus pertama di Indonesia perihal virus corona. Dua WNI ini berasal dari Depok dan terkonfirmasi melakukan kontak dengan Warga Negara Jepang yang juga dinyatakan terjangkin virus corono dan sedang melaksanakan proses karantina di Malaysia.
Setelah mendengar informasi tersebut masyarakat Indonesia paniknya setengah gila. Ada orang batuk sedikit dikatai terjangkit virus corona, orang pusing sedikit langsung paranoia terkena virus corona. Bahkan ada yang tidak berani keluar rumah karena takut tertular padahal belum tentu yang ia temui itu terkena virus.
Bagaimana tidak menjadi paranoid, virus ini bahkan sudah memakan nyawa 2.977 jiwa dari 63 negara yang terjangkit virus corona, dilansir KompasTV pada 1 Maret 2020. Begitipun dengan Saya, usai baca artikel dan berita-berita virus corona di Indonesia Saya inisiatif untuk terus menjaga kondisi tubuh dengan saran-saran yang diberikan beberapa portal media, artikel dan yang lainnya termasuk anjuran-anjuran yang diberikan oleh WHO. Anjuran memakai masker hanya untuk orang yang terjangkin virus masih menjadi kelabu apalagi pernyataan ini keluar langsung dari WHO dan dibenarkan oleh Menkes Terawan.
Walaupun sudah dibenarkan oleh Menkes Terawan ternyata pengendalian pasar tidak terkontrol. Harga masket tiba-tiba melonjak naik. Bahkan sebagian orang sengaja membeli masker banyak untuk stok bila mana nanti masker yang dijual dipasaran akan lebih meroket. Entah akan mereka jual dengan harga yang lebih tinggi atau mereka simpan untuk keperluan sendiri. Tapi Saya bersikap untuk Husnozon, sepertinya mereka akan menyumbangkan maskernya nanti.
Namun gambaran dari kasus yang terjadi di negara-negara lain yang terjangkit virus corona memang yang dirugikan adalah rakyat yang tidak berkecukupan. Makan makanan sehat untuk menjaga kekebalan tubuh saja terkadang tidak terwujud apalagi membeli masker yang harganya seperti makan makanan sehat selama sebulan.
Saya jadi teringat yang diucapkan salah seorang artis ternama di Indonesia, Aming "Pada akhirnya bukan corona yang membunuh kita. Tapi saudara-saudara sendiri, yang punya duitlah! Berbondong-bondong ngeborong sampai stok kosong! Sobat miskin cuma bengong dimatiin sodara sendiri dalam keadaan kelaparan. Siapa lebih jahat corona atau manusia?"
Namun ternyata manusia tidak sepenuhnya jahat, tapi akal sehat yang hancur yang membuatnya tidak menjadi manusia. Bukankah manusia seharusnya memanusiakan manusia? Kalau bukan manusia siapa lagi? Bukankah yang diberikan akal sehat hanya manusia? Berkacalah dan belajarlah dari kesalahan negara-negara yang ambyar bersama-sama bukan berkerja sama hingga menenggelamkan korban dimana-mana.
Ini Indonesia yang katanya cinta sesama. Eits bukan sesama orang kaya ya! TAPI SESAMA MANUSIA. Tatap pakai akal sehat, lakukan anjuran-anjuran yang diberikan oleh Menkes ataupun WHO dan anjuran-anjuran lain disamping itu ingat! rakyat Indonesia bukan hanya orang kaya, orang elit, pejabat, atau bukan hanya kamu sendiri jangan egois karena Indonesia tidak sesempit atlas SD.
Tetap jaga kondisi tubuh seperti rajin cuci tangan, makan secukupnya. Tetap berbagi dan jangan terlalu panik. Ingat pakai akal sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H