Lihat ke Halaman Asli

SMS dan Penipuan

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1326188071845663522

Manusia selalu berevolusi dari masa ke masa. Dari satu masa kehidupan ke masa kehidupan berikutnya. Manusia berubah ke dalam suatu keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Itulah yang konon harus terjadi. Berevolusi terus. Tidak statis tetapi dinamis. Dan hal itu sudah dapat kita saksikan sendiri kebenarannya. Dari masa ke masa, manusia dengan kemampuan otaknya mampu menciptakan suatu teknologi yang dapat membuat hidup menjadi lebih mudah dan nyaman.

Seiring dengan teknologi yang kian maju, yang mana teknologi tersebut dapat digunakan sesuai dengan manusia yang ada dibaliknya atau yang menggunakannya. Seperti halnya pisau, di tangan seorang koki professional pisau dapat digunakan sebagai alat untuk membuat masakan yang lezat dan bergizi yang bernilai. Namun di tangan seorang perampok, pisau itu dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan kejahatan.

Belakangan ini, penipuan menggunakan fasilitas SMS ( short message system ) kian marak. Tak hanya yang mampu menyedot habis pulsa kita. Dalam hal ini sudah ada pemberitahuan supaya kita tidak membalas sms yang dikirimkan oleh nomor tertentu. Kita dianjurkan untuk menghapus pesan yang kita terima dari nomor-nomor tersebut.

Memang sebaiknya kita tak membalas atau menjawab sms yang memang tidak perlu dijawab. Sehingga kita dituntut untuk tidak reaktif melainkan reponsif. Bila tidak perlu dijawab ya abaikan saja atau langsung hapus saja sehingga tidak memenuhi inbox kita. Kami bukanlah tipe orang yang suka membalas sms yang kami pandang tidak perlu karena kami berfikir hal itu hanya menghabiskan pulsa kami saja.

Yang sangat popular adalah sms yang mengaku salah seorang keluarga kita yang minta dikirimkan pulsa dengan alasan sedang ada di kantor polisi dan mengirim sms dengan nomor teman. Si pengirim juga minta untuk tidak ditelpon. Biasanya mengaku sebagai mama atau bapak.

Ada juga motif penipuan baru via sms dengan cara mengirimkan sms agar kita melakukan transfer uang ke nomor rekening bank tertentu atas nama seseorang. Sudah beberapa kali kami memperoleh sms dengan isi seperti itu. Dan itu tidak kami balas, tapi langsung kami hapus.

Mungkin orang-orang yang mengirimkan sms macam itu tidak bertujuan untuk menipu tapi hanya iseng-iseng saja. oleh karenanya kita berhati-hati dan tidak terpancing untuk menjawabnya. Karena bisa saja kita masuk perangkap mereka dan akhirnya kita kehilangan uang kita atau kehilangan waktu kita yang berharga dan kehilangan energy kita.

Dengan semakin majunya teknologi yang ada, kejahatan pun kian bervariasi. Dalam hal cara-cara yang digunakan. Sebagai manusia yang memiliki kemampuan untuk berfikir, hendaknya kita mampu pula untuk menganalisa bila ada yang ingin melakukan penipuan terhadap kita.

Semoga kita diberikan kejernihan pikiran sehingga dapat bertindak dengan tepat. Dan para penipu di luar sana tidak melanjutkan penipuannya. Semoga seluruh mahluk berbahagia. Amin……

Terima kasih untuk hari ini….

Image: Google Search

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline