Lihat ke Halaman Asli

Pelajaran untuk Seorang Tokoh Perdamaian

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon, di dunia ini hanya ada 3 hal yang dengan 3 hal ini saja, kita dapat mencelakakan seorang manusia, baik dia rakyat biasa, pejabat, dokter, tokoh, raja, pegawai, pedagang, bahkan seorang presiden ke 3 hal tersebut :

1. Harta / Uang

2. Tahta / Jabatan


3. Wanita / Sex


Ya melalui ke 3 lubang tersebut kita bisa membuat seseorang hidupnya berakhir, dipenjara, keluarga dan reputasi hancur. Mari kita telaah kasus yang menimpa Tokoh Perdamaian dari Indonesia, Anand Krishna,

Yang pertama menjatuhkan beliau melalui Harta, beliau terkenal sebagai penulis paling, paling produktif, buku yang ditulis beliau sudah ratusan, jadi penghasilan beliau selama ini merupakan royalti atas buku-bukunya, dan hidup beliau begitu sederhana. dan yang jelas penulis buku paling produktif ini tidak akan pernah menerima suap sampai kapanpun, jadi  tidak bisa menjatuhkan beliau melalui lubang ini.

Yang kedua Tahta, Bapak dari 2 orang anak ini yang sebelum beliau sakit Leukimia / Kanker darah beliau merupakan seorang businessman/pengusaha dan telah melepaskan pekerjaan dan usahanya sendiri, sedangkan kekuasaan dan politik hahaaha tidak pernah beliau tertarik dan masuk kedalam dunia politik apapun bisa terjadi di dunia ini kawan bisa jadi lawan, lawan pun bisa jadi kawan. Pernah beliau ditawarkan untuk masuk kedalam partai tertentu, beliau menolak
Nah ini, lubang ke 3 ini paling menarik, khususnya di Indonesia, karena sex begitu ditabukan jadi biarpun banyak orang yakin Pak Anand tidak bersalah, tetap saja dia akan malu dan tidak mau mengatakan kebenaran tersebut.  dan siapapun bisa dijatuhkan lewat lubang ini, tak perlu dunia politik, sogokan. Kita buat saja dan munculkan kasus-kasus yang tidak terjadi dijadikan. Dimana beliau dituduh telah melecehkan Tara Pradipta Laksmi dimana bukti pelecehan adalah gelang, foto berdua di alam terbuka yang bahkan fotonya saja seperti seorang ayah dan anaknya.

Saya sedih sekali, kecewa dengan kasus hukum yang menimpa Pak Anand Krishna dan atas penahanan beliau di Pengadilan Jakarta Selatan, kemarin tanggal 9 Maret 2011, yang sidang di kepalai oleh Bapak Hari Sasangka dan jaksa Martha Berliana.

bahkan satupun bukti Pelecehan TIDAK ADA, ya TIDAK ADA. Setiap saksi berlainan dan berbeda-beda keterangan. Saya yakin semua perjuangan, keringat dan darah beliau untuk negara kita tercinta ini.

Banyak orang bilang semua tuduhan dan fitnahan yang menimpa beliau semua karena beliau terlalu BERANI, ya BERANI, beliau dengan kata2, tindakan, menulis dan menerbitkan di banyak buku agar masyarakat Indonesia jangan lagi mau dipecah atas nama agama, kembali ke budaya kita, budaya Nusantara yang luhur & Agung, kembali ke nilai Pancasila bukan budaya Arab
Tapi inilah yang terjadi, ketika kebenaran dikumandangkan maka pasti akan ada segelintir oknum-oknum yang tidak akan pernah suka. Mereka yang ingin memecah belah negara ini pasti tidak akan suka dengan usaha beliau menyatukan Indonesia, teringat salah satu tulisan di buku beliau berjudul Tiga Generasi Satu Visi :
“Pancasila bukanlah sekedar pedoman atau ideologi negara”. Pancasila merupakan jati diri Bangsa. Pancasila lahir dari keluhuran budaya kita, budaya Nusantara. Segala sesuatu yang terbaik dari kepercayan-kepercayaan yang datang dari luar pun ada didalamnya. Ya, segala sesuatu yang baik, terbaik. Kita perlu memperbaharui komitmen kita terhadap Pancasila.”

Alasan Pak Anand berani dan bersuara. Karena beliau mencintai negeri ini.  Beliau lahir di Solo, orang tua mereka berasal dari Sindhi, Pakistan. Mengapa dulu orang tua Pak Anand memutuskan untuk pindah ke Indonesia?

Saat itu sekitar tahun 1947, terjadi konflik dan perang atas nama agama di India, dimana 1 negara dipecahkan karena politik. Bagi yang menganut agama Hindu harus pindah ke India, bagi yang beragama muslim pindah ke Pakistan.

Teror dimana-mana, darah mengalir demi memuluskan rencana ini. Bahkan orang tua beliau harus disembunyikan secara diam-diam karena diancam akan dibunuh. Saat itu Ayah beliau bisa pindah di salah satu negara di Eropa atau India, beliau tidak memilih kedua nya. Beliau memilih Indonesia, ya Indonesia karena dia mendengar tentang Bung Karno dan Pancasila yang menjamin hak-hak seorang manusia dan kebebasan seseorang dalam beragama.

Ayah beliau sendiri menjadi saksi, terjadinya gelombang migrasi terbesar dalam sejarah dunia, ya ratusan ribu mungkin jutaan orang pindah dengan kondisi ketakutan, teror, pembunuhan, ancaman dan paksaan. Saat itu Ayah beliau memutuskan untuk pindah ke Indonesia.

Saat itu Ayah beliau memutuskan untuk pindah ke Indonesia. Hal itulah yang melatar belakangi mengapa Bapak Anand Krishna menjadi begitu BERANI, BERANI untuk mengatakan tidak kepada pihak-pihak yang mencoba memecah belah Indonesia. Sehingga tak heran, beliau menerima dan mendapat kasus tuduhan pelecehan seksual yang bahkan pada saat kejadian seperti yang dituduhkan beliau bahkan tidak berada di sana. Beginilah hukum di Indonesia, dimana yang benar bisa menjadi salah yang salah bisa menjadi benar.
Bagi KAU orang Indonesia yang masih mempunyai hati nurani, Saat ini kita bangsa Indonesia telah membiarkan terjadinya matinya Tokoh bangsa, Tokoh perdamaian yang beliau tidak punya maksud-maksud tertentu beliau tidak punya kepentingan politik manapun, beliau tidak mendapatkan uang dari manapun, bahkan baju-baju beliau saya lihat sendiri, ada yg baju beliau kenakan bolong, begitu banyak tambal sulamnya dan harta terbesar beliau hanyalah buku-buku koleksi beliau

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline