Sesudah ratusan artikel maupun puisi ditulisnya, akhirnya Su Rahman pun membongkar tips dan trik dalam dunia tulis menulis yang memang sudah ia geluti sejak lama. Kurang lebih di akhir tahun 1990 an mungkin beberapa tulisannya pernah diterbitkan di beberapa media massa di Jakarta.Seingat saya pun tulisannya itu ringan namun mengena dan mungkin itulah yang menyebabkan media massa tersebut bersedia menerbitkannya. Tulisan mengenai mencari uang dengan cara menjadi sparing partner bagi para petinju yang ingin berlaga di sebuah kejuaraan dengan ilustrasi gambar orang yang babak belur. Terdengar lucu memang, tapi toh tulisannya itu dimuat di sebuah media. Dan beberapa cerita pendek yang dulu sempat saya lihat terpampang di dinding kamarnya.Namun sekarang sudah tidak ada lagi. Mungkin sudah dibuangnya.
Pada bagian pertama, ia mengulas bahwa untuk menulis diperlukan kejujuran dan hendaknya tidak terlalu memusingkan apakah tulisan kita menggunakan bahasa sesuai dengan EYD, yang penting menulis untuk mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran kita. Menulis dengan tujuan untuk sharing. Tak masalah apakah akan dihargai ataupun tidak. Disinggung pula bahwa selanjutnya tulisan yang telah kita buat dapat dipublikasikan dengan mudah dan free. Kini telah banyak bermunculan media yang dapat menjadi wadah bagi tulisan-tulisan kita semua.
Untuk lebih lengkapnya mengenai bagian pertama tersebut, silakan langsung ke tkp
Adapun pada bagian kedua, ia mencoba untuk berbagi mengenai menemukan dan menggali ide penulisan kita. Menurutnya, sebenarnya ide-ide ataupun gagasan untuk menulis itu banyak sekali bertebaran di mana-mana (kayak debu aja ya) misalnya mulai dari kejadian sehari-hariataupun hal-hal yang sederhana yang seringkali luput dari perhatian. Tulisan juga bisa berdasarkan laporan suatu kejadian tertentu misalnya peristiwa banjir yang melanda suatu daerah. Ataupun bisa dari hobi atau kebiasaan yang sulit sekali dihilangkan. Dengan ide-ide tersebut, mulailah menggali ataupun melakukan pendalaman agar tercipta sebuah tulisan yang lagi-lagi tak perlu memusingkan pendapat orang.
Mau langsung ke bagian tersebut? monggo.. kesini
Nah, sampailah pada bagian terakhir yakni bagian ketiga di mana dia mengemukakan bahwa menulis merupakan sarana untuk memberdaya diri, kita sesungguhnya dapat menyalurkan apa-apa yang merupakan pemikiran kita. Menulislah karena itu pun bagian dari mengekspresikan diri, menulis dengan jujur dan dari hati tanpa ambil pusing apa pendapat orang lain. dalam menulis, ia akhirnya dapat mengerti tentang dirinya sendiri. hebat kan?
Di bagian akhir ini pula ia menguraikan bahwasanya dengan menulis kita juga dapat menginspirasi orang lain seperti halnya yang ia lakukan dan melalui tulisanlah sang penulis bisa dikenal luas tanpa batas waktu dan jarak meski sang penulis telah tiada.
Silakan ke halaman ini untuk membaca bagian ke tiga nya.
Semoga bermanfaat……
Image dari : http://peoplemeetme.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H