Indonesia merupakan negara yang termasuk dalam peringkat 25 negara dengan pertanian terbesar di dunia, terdapat banyak cabang pertanian yang ada di Indonesia diantaranya perkebunan sayuran, buah, karet, Budi daya ikan, pertanian dan masih banyak lainnya. Terdapat hasil pertanian yang mendunia diantaranya kopi, rempah-rempah, kakao dan masih banyak lainnya, hasil pertanian yang di ekspor ke luar negeri menjadi salah satu kontribusi yang dinilai signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Pertanian menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia disaat kegiatan perekonomian yang lain mengalami penurunan pertanian menjadi penopang agar ekonomi Indonesia tidak jatuh secara drastis. Hal ini dapat kita lihat pada saat pandemi melanda dimana perekonomian di paksa untuk dilakukan melalui kegiatan work for home, dan terjadi pemecatan dengan skala besar agar perusahaan tidak bangkrut, terjadi penurunan perolehan nilai dari hampir semua kegiatan perekonomian, namun lain halnya dengan pertanian, dimana nilai yang di perolehan bahkan mengalami peningkatan walau tidak terlalu besar. Pertanian juga menjadi salah satu penyelamat dimasa kritis, dimana Indonesia tidak dapat mengimpor beras dikarenakan negara berfokus pada pemenuhan dalam negeri, Maka pertanian menjadi satu satunya penyediaan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
penelitian yang dilakukan berdasarkan data yang dicantumkan memberikan gambaran secara jelas, tentang hubungan yang ada diantara bidang pertanian dengan perekonomian yang ada di kabupaten Tapin dimana setiap perubahan yang terjadi pada bidang pertanian akan berdampakm pada perekonomian kabupaten Tapin. Berikut pemaparan dari hubungan setiap variabel bidang pertanian dengan perekonomian kabupaten Tapin.
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Kabupaten Tapin) Tahun 2015-2017
Berdasarkan data yang dipaparkan dalam tabel dapat kita lihat bahwa laju pertumbuhan PDRB harga konstan dalam bentuk persen pada lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mengalami penurunan persentasi dimana pada data tahun 2016 sebesar 6,73% dan pada tahun 2017 menjadi 5,5%. Hal tersebut tidak dapat kita artikan secara langsung bahwa kontribusi pertanian berkurang jumlahnya dari tahun ketahun, bisa saja persentasi yang menurun tersebut karena kontribusi lapangan usaha lain mengalami peningkatan kontribusi dalam laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Tapin.
Pada tahun 2017 lapangan usaha yang menjadi penyumbang kontribusi pada perekonomian dimana persentasinya lebih besar dari lapangan usaha pertanian, perternakan, kehutanan, dan perikanan yaitu lapangan usaha perdangan besar dan eceran dan lapangan usaha jasa pendidikan yang memberikan kontribusi yang lebih besar daripada lapangan usaha liannya.
PDRB Atas Dasar harga Berlaku Dalam Milyar Rupiah (Kabupaten Tapin) tahun 2015-2017
Berdasarkan data yang dipaparkan dalam tabel dapat kita lihat bahwa PDRB atas dasar harga berlaku dalam bentuk milyar rupiah pada lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mengalami peningkatan pendapatan dimana pada data tahun 2016 sebesar 1.373,82 M dan pada tahun 2017 menjadi 1.625,55M. Hal tersebut menggambarkan bahwa lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mengalapi peningkatan pendapatan yang mencerminkan bahwa lapangan usaha tersebut mengalami peningkatan produksi yang membuat pendapatan masyarakat di lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan meningkatan, dimana hal tersebut juga menyebabkan uang yang di belanjakan juga akan meningkat sehingga hal tersebut menjadi multiefek dalam perekonomian.
Lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan tidak menjadi satu-satunya lapangan usaha yang mengalami peningkatan terdapat beberapa lapangan usaha yang juga mengalami peningkatan diantaranya lapangan usaha pertambangan dan penggalian dimana pada tahun 2017 sebesar 2.066,27 M. Pada Kabupaten Tapin terdapat banyak lahan-lahan pertambangan yang dikuasai oleh swasta dimana hasil yang diperoleh tidak sedikit dahi hasil tambang yang dilakukan, komoditas paling banyak yang dihasilkan dari pertambangan di Kabupaten Tapin adalah batu bara dan bebatuan lain yang memiliki nilai ekonomi yang bernilai besar.
Jumlah Produksi Bidang Pertanian Tahun 2015-2017 Kabupaten Tapin
Berdasarkan data diatas dapat kita lihat terjadi peningkatan dan penurunan dalam produksi bidang pertanian, dimana perubahan ini mempengaruhi perekonomian masyarakat Tapin yang mayoritas masyarakatnya adalah petani, sehingga perubahan produk pertanian dapat mengubah besaran pendapatan masyarakat. Berdasarkan data diatas komoditi pertanian yang mangalami peningkatan yang cukup tinggi adalah komoditi padi sawah yang pada tahun 2017 dimana kenaikannya hampir dua kali lipat dari tahun 2016. Namun tidak sedikit komoditi pertanian yang mengalami penurunan produksi yang cukup besar.
Penurunan dan kenaikan komoditi pertanian dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya masalah iklim yang sangat tidak menentu dapat membuat pertanian harus lebih ekstra untuk merawat pertaniannya dan hal ini akan membuat biaya perawatan menjadi lebih tinggi lagi. Mahalnya harga pupuk juga menjadi permasalahan bidang pertanian yang dihadapi oleh petani dimana kadang pupuk tidak tersedia dipasar sehingga petani harus mengganti pupuk yang biasa digunakan dengan pupuk yang lain dengan harga yang lebih besar,
semakin luasnya pertanian yang digarap oleh petani maka biaya yang dikeluarkan petani akan lebih besar juga. Pengetahuan juga menjadi salah satu penentu besaran komoditi yang dihasilkan pertanian dimana terkadang para petani tidak pernah menempuh pendidikan dalam bidang pertanian, sehingga petani hanya melakukan dengan pengetahuan turun temurun yang diwariskan petani sebelumnya. Permasalahan diatas hanya sedikit dari banyaknya permasalahan pertanian yang ada dilapangan dan dihadapi oleh petani.
Luasan Lahan Bidang Pertanian Tahun 2015-2017 Kabupaten Tapin
Berdasarkan data diatas dapat kita lihat terjadi peningkatan dan penurunan dalam luasan lahan bidang pertanian, dimana perubahan ini mempengaruhi komoditi yang akan dihasilkan dalam pertanian dimana semakin luas lahan pertanian maka akan semakin besar komoditi yang dihasilkan petani, sehingga perubahan luasan lahan pertanian dapat mengubah besaran komoditi pertanian yang akan berdampak pada pendapatan masyarakat. Berdasarkan data diatas luasan lahan pertanian yang mangalami peningkatan adalah lahan pertanian padi sawah yang pada tahun 2017 sebesar 77.000 hektar dimana peningkatan ini juga berpengaruh pada besaran komoditi yang dihasilkan dalam bidang pertanian, seperti yang terlihat pada tabel jumlah komoditi padi salah juga mengalami peningkatan yang cukup besar ini selaras dengan peningkatan jumlah luas lahan yang terjadi. Namun tidak sedikit juga luasan lahan pertanian yang mengalami penurunan lahan yang cukup besar.
Luasan lahan pertanian merupakan faktor penting dalam pertanian semakin besar luas lahan pertanian maka jumlah komoditi juga akan meningkat dengan lebih besar, namun pada modern ini banyak lahan pertanian yang dialih fungsikan kebidang lainnya seperti pengalih fungsian lahan pertanian menjadi perumahan, dimana lahan pertanian yang seharusnya dapat digunakan untuk produksi pertanian dijual untuk dibuat menjadi perumahan. Namun ada pengalih fungsian yang sangat merugikan bagi lingkungan yaitu pengalih fungsian pertanian menjadi pertambangan, tidak hanya lahan pertanian yang berkurang namun pertambangan yang dilakukan akan merusak lingkungan dengan banyak dampak yang dirasakan masyarakat, besaran pendapatan yang dihasilkan dalam pertambangan tidak dapat dirasakan oleh masyarakat banyak hanya segelintir orang yang merasakan dampak positif dari pertambangan tersebut
Permasalahan yang ada memerlukan peranan pemerintah untuk mengatur ketentuan dalam bidang pertanian agar pertanian dapat terus tumbuh dengan baik sehingga masyarakat yang bergelut dalam bidang pertanian dapat sejahtera. Tidak dapat kita pungkiri bahwa Indonesia masih sangat tergatung dengan sektor pertanian dimana setiap masyarakat Indonesai mengonsumsi bahan pangan yang dihasilkan pertanian, dengan berkurangnya pertanian di Indonesia akan membuat ketahanan pangan Indonesia terganggu dan pemerintah hanya melakukan kebijakan Impor bahan pangan yang dimana kebijakan ini akan berdampak pada petani yang ada diIndonesia,
pemerintah seharusnya dapat mengatur bidang pertanian dengan baik di wilayah yang memiliki bahan pangan yang berlimpah bahkan tidak memiliki harga dan wilayah yang bahan pangan yang kekuranag bahkan harga yang sangat tinggi maka pemerintah dapat mengambil bahan pangan yang terdapat di wilayah yang berlebihan dan didisbusikan ke wilayah yang kekurangan, sehingga tidak ada wilayah yang harga bahan pangannya sangat tinggi dan wilayah yang harga pangannya sangat rendah dengan pengarutan ini pertanian Indonesia dapat memenuhi permintaan nya sendiri tanpa harus mengimpor bahan pangan yang membuat petani menjerit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H