Lihat ke Halaman Asli

Rahayu Kurniasari

Mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Mahasiswi Ini Melakukan Gerakan Ketahanan Pangan Mandiri dan Edukasi Masyarakat

Diperbarui: 12 Juli 2020   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Banyumas (12/07/2020) - Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan yang memadukan unsur-unsur yang terkandung dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan & Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Kegiatan KKN ini merupakan implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi ketiga dengan bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat. 

UNS setiap tahunnya rutin menerjunkan para mahasiwanya untuk melakukan kegiatan KKN. Namun, kegiatan KKN pada tahun ini berbeda dari KKN pada periode-periode sebelumnya dikarenakan adanya Corona Virus Desease yang sedang mewabah di Indonesia. Kegiatan KKN yang semula dilakukan dengan berkelompok, pada periode ini dilaksankan secara individu dengan memperhatikan protokol kesehatan di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

Pelaksanaan KKN ini berlangsung selama 45 hari yang terbagi kedalam 3 Batch dengan mengusung sejumlah tema besar seperti kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, ketahanan ekonomi masyarakat, supporting pemahaman masyarakat dan pendidikan selama pandemi Covid-19. 

Mahasiwi FKIP UNS Rahayu Kurniasari/K7717059 (21) dibawah Dosen Pemimbing Lapangan Ratna Endah Santoso, S.Sn., M.Sn. melakukan Kuliah Kerja Nyata di lingkungan desanya sendiri yang berlokasi di RT 03 RW 04 Desa Kalisube, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Rahayu mengikuti KKN batch ke 2 yang berlangsung dari tanggal 15 Mei-30 Juni 2020 dengan memilih tema Ketahanan Pangan Masyarakat.

Meluasnya penyebaran covid-19 memberikan dampak yang sangat signifikan baik di bidang kesehatan, pendidikan, perekonomian, maupun ketahanan pangan. Ditengah adanya pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada pekerjaan masyarakat. Banyak masyarakat yang di PHK dan mengalami penurunan serta kesulitan dalam menghasilkan pendapatan. 

Hal tersebut mengakibatkan masyarat kesulitan untuk membeli bahan atau makanan pokok sehari-hari padahal setiap hari masyarakat butuh makan untuk kelangsungan hidupnya. 

Disaat pandemi covid-19 ini masyarakat juga dihimbau untuk #dirumahsaja. Salah satu alternatif solusi yang bisa dilakukan masyarakat yaitu dengan melakukan gerakan menanam mandiri di lahan terbatas. Kegiatan tersebut bisa mengisi waktu luang selama #dirumahsaja, menghemat pengeluaran serta dapat meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.

Melihat berbagai macam dampak yang ditimbulkan dari adanya pandemi covid-19 di berbagai bidang seperti Kesehatan, Pendidikan, Perekonomian dan Ketahanan Pangan maka Rahayu Kurniasari berupaya untuk meminimalisir dampak di berbagi bidang tersebut dengan mengkombinasikannya kedalam beberapa proram kerja KKN yang ia jalankan. 

"Terdapat beberapa program kerja yang saya lakukan yaitu 1) Penyebaran Informasi dan Edukasi Masyarakat Mengenai Covid-19, 2) Pembuatan Apotik hidup, 3) Pembuatan Budidaya Ikan dan Kangkung Dalam Ember (Budikdamber), 4) Pembimbingan Kelas Belajar, dan 5) Penyemprotan Disinfektan. Pelaksanaan proker KKN nya secara online dan offline dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Bentuk Edukasinya juga di share melalui akun media sosial saya @Rahayu Kurniasari seperti edukasi cara pembuatan disinfektan, cara pembuatan minuman empon-empon untuk meningkatkan imunitas tubuh, cara menananam apotik hidup, membuat budikdamber, edukasi & pembagian handwash untuk mendukung program PHBS masyarakat dan pembuatan poster edukasi terkait COVID-19" jelasnya.

Rahayu mengajak masyarakat setempat untuk melakukan gerakan pangan mandiri melalui program kerja Pembuatan Apotik Hidup dan Pembuatan Budikdamber. Budikdamber merupakan salah satu bentuk ketahanan pangan yang inovatif yaitu sebuah ember yang didalamnya berisi benih ikan lele, diatasnya gelas plastik yang diisi arang, rockwol dan bibit tanaman kangkung atau sawi yang ditanam dengan menggunakan air tanpa media tanah (hidroponik).  

Bekerjasama dengan Ibu-Ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat, Rahayu juga menanam apotik hidup seperti jahe, kunyit, kencur maupun berbagai jenis sayuran seperti cabe, tomat, kangkung dan sawi di dalam polibag. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline