Followership adalah adalah peran seseorang untuk membantu atau melengkapi atasan dalam menjalankan suatu tugas. Follower dapat menjadi pemimpin karena adanya sistem managing up and down. Follower dengan managing up yaitu adanya kerjasama atau saling membutuhkan antara atasan dengan follower. Pemimpin di tingkat organisasi yang lebih tinggi bergantung pada follower mereka untuk informasi, dukungan, dan bantuan dalam mencapai tujuan organisasi, sehingga atasan membutuhkan follower untuk mengelola.
Selain itu, follower bergantung pada atasan untuk membantu mereka mendapatkan informasi, sumber daya, dukungan, dan pengakuan yang mereka butuhkan dan pantas dapatkan dari tingkat yang lebih tinggi. Sedangkan follower dengan managing down yaitu adanya keaktifan dalam lingkungan follower tersebut. Walaupun follower bukan atasan yang sesungguhnya tetapi seorang follower dapat menjadi seorang pemimpin dalam kelompok kerjanya. Misalnya seorang follower diberikan tugas oleh atasan untuk menjalankan proyek dan dalam proyek tersebut terdapat beberapa orang sehingga salah satu follower yang aktif dalam proyek tersebut dapat menjadi pemimpin untuk mengatur jalannya proyek tersebut.
Karena adanya sistem managing up and down maka sebagai seorang pemimpin haruslah demokratis atau mendengarkanpendapat orang lain (follower) sehingga dapat menjalin kerjasama yang baik. Jangan menjadi seorang pemimpin yang otoriter atau tidak mau mendengarkan pendapat dari orang lain (follower) sehingga menyebabkan adanya hubungan yang buruk dalam organisasi tersebut dan menyebabkan timbulnya masalah yang tidak terselesaikan.
Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan efektif tentu harus didukung dengan adanya follower yang aktif dan bahkan harus follower yang efektif juga. Seperti dalam buku Richard L. Daft, berjudul The Leadership Experience, Seventh Edition terdapat beberapa gaya follower berdasarkan gaya berpikirnya dan juga tingkat keterlibatan dalam organisasi diantaranya :
- Alienated follower merupakan follower yang mandiri atau introvert dengan memiliki gaya pemikir yang kritis dalam menyelesaikan suatu persoalan. Namun walaupun memiliki pemikiran yang kritis gaya kecenderungan ini memiliki tingkat keterlibatan yang pasif dalam organisasi.
- Conformist merupakan follower yang tidak bisa menyelesaikan suatu persoalan secara sendiri karena memiliki pemikiran yang tidak kritis. Namun follower dengan gaya kepemimpinan ini berpartisipasi aktif dalam organisasi.
- Pragmatic survivor merupakan follower yang memiliki kualitas dari keempat gaya kepemimpinan (alliented, effective, passive, conformist) tergantung pada gaya yang sesuai dengan situasi umum. Sehingga seorang yang mememiliki gaya kepemimpinan ini dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang ada.
- Passive follower merupakan gaya follower yang paling buruk dan sebaiknya tidak dalam diri kita. Karena seseorang dengan gaya follower passive tidak bisa menyelesaikan suatu persoalan secara mandiri karena memiliki pemikiran yang tidak kritis, dan juga mereka tidak berperan aktif dalam organisasi tersebut.
- The effective follower merupakan gaya follower yang harus diterapkan dalam diri kita. Karena seseorang dengan gaya follower ini memiliki pemikir yang kritis, mandiri, dan aktif dalam organisasi. Pengikut yang efektif berperilaku sama terhadap semua orang terlepas dari posisi mereka dalam organisasi.
Berdasarkan jenis gaya follower dalam buku Richard L. Daft, Seventh Edition kita bisa tau bahwa seorang follower yang dapat membangun organisasi adalah mereka yang memiliki gaya The effective follower karena. Mereka dapat membangun organisasi dengan pemikiran yang kritis kemudian dapat menyelesaikan suatu persoalan organisasi dengan mandiri serta aktif dalam menghadapi suatu persoalan dalam organisasi. sehingga organisasi yang memiliki follower dengan gaya ini dapat maju (berkembang).