Lihat ke Halaman Asli

Leadership Replaced by Situation

Diperbarui: 12 Juli 2021   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

arcartaconsultan.com

Pada era modern seperti saat ini tentu saja membuat keadaan kondisi dan situasi mengalami banyak perubahan. Salah satu perubahan yang terjadi pada saat ini, dimana seorang pemimpin sudah tidak lagi harus turun tangan langsung untuk memberikan orientasi kepada karyawan mengenai tugas ataupun berbagai peraturan  yang ditetapkan secara langsung. Pada masa saat ini sebaiknya seorang pemimpin tidak lagi mementingkan ego mereka untuk menonjolkan diri mereka sendiri  dengan memiliki gaya kepemimpinan yang berlebihan.

Pemimpin pada masa sekarang ini akan digantikan oleh situasi disekitarnya, dimana pemimpin ini akan membuat suatu peraturan yang ditetapkan mengenai tugas yang terstruktur dan tata tertib dalam perusahaan.

Penggantian pemimpin tersebut seperti yang disampaikan dalam buku Richard L. Daft edisi ke tujuh yang berjudul The Leadership Experience bahwa pemimpin banyak yang menggunakan pendekatan kepemimpinan kontingensi yaitu pertimbangan yang berfokus pada gaya pemimpin, sifat pengikut, dan karakteristik situasi. Pendekatan kontinjensi terakhir menunjukkan bahwa variabel situasional bisa begitu kuat sehingga mereka benar-benar menggantikan atau menetralisir kebutuhan akan kepemimpinan.

Karena situasi perusahaan sudah mulai berubah yaitu dengan adanya tugas yang tersetruktur yang dibuat. Sehingga karyawan dapat melihat tugas yang sudah tersetruktur tersebut tanpa harus disuruh langsung oleh pemimpin mereka. Jadi pemimpin tidak akan lagi sibuk untuk mengorientasikan tugas kepada karyawan melainkan para pemimpin ini dapat melakukan pengawasan, evaluasi dan perencanaan mendatang untuk organisasi.

Sebenarnya pemimpin yang bekerja dari belakang dapat membuat organisasinya itu bergerak lebih maju. Karena saat ini sudah adanya pendidikan jangka panjang yang membuat banyak individu itu lebih mandiri serta memiliki motivasi kerja yang lebih tinggi. Selain itu juga pendidikan jangka panjang tersebut dapat membantu karyawan menjadi seorang yang lebih profesional walaupun tanpa ada seorang pemimpin.

Kepemimpinan yang digantikan oleh situasi pada saat ini sudah terjadi pada sistem pendidikan di Indonesia. Misalnya saja pada tingkat universitas dimana setiap mahasiswa dituntut untuk menjadi seorang yang mandiri dan profesional. Dimana sistem yang digunakan yaitu Student Center Learning yang berarti bahwa seorang Dosen sebagai pemimpin di kelas lebih melakukan pengawasan dengan memberikan petunjuk (tugas yang terstruktur) dan perbaikan jika ada kesalahan dari mahasiwa, jadi sistem ini menuntut mahasiwa untuk dapat belajar lebih mandiri dan bisa menjadi seorang yang profesional. Sehingga ketika nanti mahasiswa ini masuk ke dunia kerja mereka tidak lagi bingung ketika pemimpinnya hanya bekerja dari belakang, dimana para pegawai sudah terbiasa bekerja layaknya tidak ada seorang pemimpin.

Tentu dengan banyaknya karyawan yang profesional dan mandiri perusahaan (organisasi) pasti akan tetap maju walaupun didalamnya terasa seperti tidak ada seorang pemimpin. Tetapi seorang pemimpin juga tidak seenaknya melepas tanggung jawab karena telah memiliki karyawan yang profesional. Karena seorang pemimpin yang bijak mereka akan terus menyesuaikan diri dengan situasi yang ada, maka dari pemimpin harus punya sikap feksibilitas.

Seorang pemimpin tentu akan dinetralisir dengan situasi, maksudnya seorang pemimpin itu tidak boleh terlalu menonjolkan gaya kepemimpinan yang dimilikinya sedangkan situasi tidak mendukung. Misalnya suatu perusahaan yang memiliki anak perusahaan dibeberapa daerah maka pemimpin pusat tidak boleh melakukan berdasarkan ego yang dimilikinya seperti, pemimpin tersebut ingin mengatur semua anak perusahaanya sedangkan disetiap anak perusahaan sudah ada pemimpin generalnya. Maka dari itu pemimpin pusat tersebut akan dinetalisir oleh situasi yang tidak mendukung sehingga ia hanya akan melakukan komunikasi dengan pemimpin general dan melakukan evaluasi mengenai perusahan anak tersebut.

Karena kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu meberikan dukungan dan arahan sesuai sistuasi dan kondisi yang sedang terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline