Lihat ke Halaman Asli

Rahayu Dwi Firdayanah

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Komunitas Marah-Marah sebagai Tempat Keluh-kesah

Diperbarui: 21 Maret 2024   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekilas tentang Komunitas Marah-Marah

Pada era digital, X menjadi aplikasi yang populer untuk melakukan berbagai interaksi, salah satunya untuk mencurahkan isi hati. Saat ini ada hal menarik yang terdapat  di aplikasi X yakni, terdapat fitur untuk membuat berbagai komunitas salah satu komunitas yang menarik dan memiliki jumlah angggota yang banyak  adalah komunitas “Marah-marah”. Komunitas ini dijadikan wadah bagi anggota yang bergabung untuk meluapkan amarah dan berbagi emosi sesaat. Saat ini anggota yang bergabung pada komunitas marah-marah berjumlah 223 ribu orang.  Aplikasi X bagi banyak orang menjadi tempat yang aman untuk mengeluarkan berbagai unek-unek. Hal tersebut  selaras dengan yang dikatakan oleh  beberapa penggunanya. Komunitas marah-marah menjadi tempat virtual untuk saling bertukar cerita dan frustasi, tanpa adanya batasan topik. komunitas ini juga bisa membantu para anggotanya untuk merasa dipahami dan didengarkan serta meredakan kegelisahan dan emosi yang ada dalam diri mereka. Selain untuk mengungkapkan rasa kesal dan frustasi, komunitas marah-marah juga hadir untuk memberikan kesempatan bagi para individu agar merasa didengar dan dipahami serta terkadang diberikan solusi atas masalah yang dihadapi. Ketika seorang individu sedang mengungkapkan keluh kesah mereka, para sesama anggota juga seringkali memberikan tanggapan empati yang memiliki pengalaman serupa. Hal ini tentu menciptakan ikatan sosial yang kuat dan membantu mengurangi perasaan depresi, kesepian dan isolasi serta dapat membantu pengguna mengatasi masalahnya.

Jenis Permasalahan di Komunitas Marah-Marah

Terdapat beberapa jenis klasifikasi permasalahan yang seringkali dituliskan di komunitas Marah marah,  hal tersebut dapat dilihat hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini berhasil melakukan klasifikasi masalah pada komunitas marah-marah di X dengan enam kategori permasalahan seperti, Studi, Percintaan, Keluarga, Karier/Pekerjaan, Person/Personal, dan Umpatan menggunakan algoritma Long Short-Term Memory (LSTM). Dari data hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwasanya banyak orang Indonesia mengalami berbagai masalah kehidupan kehidupan kemudian mereka menuliskan dan mengeluarkan emosinya di aplikasi X.

Dapat diketahui bahwa kategori permasalahan yang paling banyak diungkapkan di komunitas marah-marah adalah permasalahan Personal seperti hubungan dengan teman, pasangan, keluarga. Kemudian permasalahan yang berkaitan dengan studi dimana terdapat siswa yang tertekan di dunia pendidikan karena tugas, ujian. Selanjutnya permasalahan yang berkaitan dengan  Karier/Pekerjaan dimana banyak orang yang emosi karena beban di tempat kerja, stress karena pekerjaan, dan emosi terhadap rekan kerja atau atasan. Hal ini menunjukkan bahwa orang Indonesia banyak yang mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonal, baik dengan teman, keluarga, maupun pasangan. Selain itu, tekanan dalam dunia pendidikan dan pekerjaan juga menjadi sumber stres yang sangat signifikan bagi masyarakat Indonesia. Banyaknya permasalahan tersebut, seringkali beberapa orang tidak memiliki tempat untuk bercerita  sehingga mereka bisa leluasa untuk mengeluarkan keluh kesah yang mereka alami di aplikasi x dan terdapat beberapa orang ang merasa terbantu oleh komunitas ini.

Pro Kontra Komunitas Marah-Marah                                                          

Hadirnya komunitas ini tentu mendapat pro dan kontra dari pengguna X. Komunitas marah- marah yang menyediakan tempat bagi seseorang untuk mengungkapkan emosi negatif seperti kekecewaan, kemarahan, atau frustasi yang dialami, dengan menuliskan hal tersebut di komunitas marah-marah membantu mereka untuk memberikan dukungan satu sama lain dari anggota komunitas yang mengalami hal yang sama. Bagi beberapa orang komunitas ini juga dapat membantu individu merasa lebih diterima dan dihargai. Namun terkadang hal ini menjadi boomerang bagi mereka karena terkadang terdapat beberapa orang yang mengeluarkan emosi dan  tidak sepaham dengan anggota komunitas yang lain sehingga pengguna tersebut bukannya mendapatkan solusi tetapi mendapatkan hujatan dari oleh pengguna lain dan membuat emosinya semakin tak terkendali.

Komunitas ini juga membuat pengguna x yang tidak bergabung kedalam komunitas merasa terganggu, karena meskipun mereka tidak bergabung pada komunitas ini, komunitas ini  muncul di beranda mereka, sehingga mereka terganggu dan menganggap komunitas ini dapat memicu lebih banyak amarah dan kebencian.  Di satu sisi, komunitas "Marah-Marah" menyediakan ruang bagi anggotanya untuk mengekspresikan emosi negatif dengan cara yang aman dan terkendali. Di sisi lain, komunitas ini berpotensi menimbulkan efek samping seperti memperkuat dan memperpanjang siklus negatif emosi  karena terdapat beberapa anggotanya yang saling memrovokasi satu sama lain. Kemudian komunitas ini juga dapat membuat penggunanya terpapar konten negatif dan memicu emosi negatif bagi pengguna lain yang tidak terlibat. Selain itu juga komunitas marrah-marah dapat memperkuat perilaku yang tidak sehat baik bagi para anggota atau masyarakat karena mendorong ekspresi marah dan kebencian.

Terlepas dari adanya berbagai pro kontra pada komunitas marah-marah terdapat beberapa orang yang  merasa terbantu atas hadirnya komunitas ini  secara emosional dan sosial. Anggota komunitas merasa tebantu secara emosional karena menemukan orang yang senasib atas masalah hidup yang mereka alami, anggota komunitas juga dapat saling memahami satu sama lain, dan dapat berbagi tips serta strategi atas masalah yang mereka alami. Komunitas ini dapat menjadi hal yang positif apabila para penggunanya dapat menggunakan komunitas ini secara bijak dan menyikapi berbagai permasalahan dengan baik. Selain itu juga para penggunanya perlu untuk mengambil pendekatan yang seimbang karena memberikan ruang bagi para individu untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka merupakan hal penting, tetapi kita juga harus tetap waspada terhadap potensi dampak negatif yang ditimbulkan dan sebisa mungkin berupaya untuk mempromosikan budaya dialog yang sehat dan saling pengertian sesama individu dan perlu diingat juga jika permasalahan tersebut dirasa cukup serius dan membuat setres diharapkan unuk segera menghubungi profesional seperti psikolog untuk membantu mengatasi emosi atau setres yang dialami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline