Lihat ke Halaman Asli

136). Perspektif: "Kenyataan Tidak Pernah Salah, Secara Kausalitas.

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

..Berbeda dengan kenyataan yang ditampilkan dalam adegan sinetron(yang dibuat-buat), kenyataan dalam fakta kehidupan menurut saya tidak pernah salah. Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan sudah pasti didahului penyebab, lantas akibat yang ditimbulkannya hanya memastikan satu kejadian dari beberapa kemungkinan lain yang dianggap bisa terjadi. Dan karena kepastian itu, jelas tak ada satu pun fakta atau kenyataan yang terjadi menyimpang secara kausalitas.

..Sebuah tindakan kriminal, membunuh misalnya; tidak salah secara kausalitas. Tindakan pembunuhan, tergugat memang dari norma hukum, berdosa dilakukan ditilik dari norma agama, dan teralienasi pelakunya oleh sanksi norma sosial. Sementara dalam kasus tertentu, membunuh perlu dilakukan sebelum kita yang terbunuh (dalam perang), serta diabaikan tindakannyaketika menyelamatkan dirimerebut pelampung dari pemiliknya di tengah ancaman tenggelam di lautan lepas.

..Tapi pembunuhan itu sendiri di luar kasus di atas, benar karena tepat adanya secara kausalitas. Dalam artian, butuh kronolog kejadian sebelumnya, motif dan alasan yang mendasarinya, lalu satu tindakan sadis pembunuhan(kasus pengeboman misalnya) sampai dilakukan pelakunya. Tanpa syarat itu, yang terjadi boleh jadi hanya hampir terbunuh, selamat dari pembunuhan, atau tidak ada pembunuhan sama sekali. Lha tidak ada yang butuh melakukannya.

..Sejogyanya yang kita butuhkan adalah membunuh semua alasan dan penyebab yang menjadikan seseorang sampai membunuh. Mencuri semua alasan dan penyebab yang menjadikan seseorang sampai mencuri. Juga mengkorup semua alasan dan penyebab yang menjadikan seseorang (malah berjamaah) sampai melakukan korupsi. Menguji semua alasan dan penyebab banyak orang tidak setuju, sejumlah siswa sampai tidak lulus dalam ujian nasional

..Kita butuh sistem untuk itu. Butuh ketika dan selagi moral kita tidak cukup tangguh, tidak lebih kuat dari pengaruh semua alasan dan penyebab yang menjerumuskan kita melakukannya.

..Andaikan moral kita cukup handal, kita tetap butuhkan sistem tadi untuk menjaga mereka yang bukan kita, sebaik kita, setangguh kita. (Tangguh nih, yee??) Karena tidak setiap saat kita ada di tempat itu, dalam sistem itu. Jadi selagi kita sempat(berkuasa), kenapa tidak kita benahi sistemnya sebelum kita benar-benar berlalu/dilengserkan dari situ.

..Di Timur Fajar

..NB: Wah, ide dan gagasan pikirannya melompat tidak karu-karuan. Dari sinetron (pas lagi ngeledek sinetron yang tidak masuk-masuk akal), lalu pembunuhan, pencurian, pengkorupsian, terakhir sistem. Hahaha saya orangnya sistem-need, eh istilah tepatnya apa ya? Minded, apa?)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline