Lihat ke Halaman Asli

73). Realiksi : "Makin Dekat Makin Jauh"

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12899801501362455173

[caption id="attachment_73367" align="aligncenter" width="300" caption="di tengah roda kehidupan (google gambar)"][/caption]

..Kerap aku dibayangi keprihatinan: kelak seperti apa setiap persoalan masa depan bisa kuhadapi kalau semua ikhtiar yang bisa kuupayakan tidak berbanding lurus dengan tingkat pemecahannya. Anak-anak makin besar, tanggung jawab dan persoalannya makin besar pula. Usia makin bertambah, bertambah pula romantika permasalahannya. Hidup makin kompleks, makin terperangah aku dibuatnya.

..Waktu itu masih ada waktu, di tengah jalan kupertanyakan kesiapanku. Di kala makin mendekat, aku makin khawatir menghitung waktu. Dan sekarang sudah di dekatku, tak punya waktu lagi untuk menghindar.

..Kenapa harus menghindar? Ini kan tanggung jawabku ! Di situlah alasannya! Kadang hidup tidak seindah warna yang kita khayalkan, kenyataan tidak sebagus yang kita rencanakan, terlebih persoalannya tidak secukup yang mampu kita rampungkan. Jadi mau apa lagi, maju kena mundur kena !

..Karena hidup berjalan terus ke depan: mengejarku, melewatiku; dan tidak jalan di tempat menungguku, atau kalau boleh mundur ke belakang, menjajariku.

..Kini aku tertinggal di belakang dan “terbelakang”.

..By : Rahayu Winnet

. . NB : Realiksi : realitas campur fiksi, maksudnya semoga ini cuma mimpi (hehe, mimpi benaran).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline