Lihat ke Halaman Asli

72). Perspektif : "Tiang Kebaikan Di Sahara Kesulitan"

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12899737451257321689

[caption id="attachment_73359" align="aligncenter" width="300" caption="dari google gambar"][/caption]

..Sulit rasanya kalau disuruh menghadapi kesulitan kita berada di tengah situasi dan kondisi yang sulit, dengan orang-orang yang sulit, terlebih ditambah lagi kalau modal pribadi kita juga rada-rada sulit.

..Sebenarnya tidak sulit kalau kita tahu bagaimana menghadapi kesulitan. Toh yang kita perlukan cuman bagaimana caranya mengatasi kesulitan itu, dan bukan malah mempersulitnya.

..Tapi di situlah sulitnya; kalau kita menganggap hanya sesimpel itu sumber kesulitannya. Karena ada lagi: misalnya kita sudah berihtiar mencari jalan keluar dari sebuah kesulitan tapi serta merta dengan itu orang lain bahkan baru mau masuk dengan kesulitannya; setelah di dalam, malah nambah-nambah kesulitannya. Belum lagi tingkat kesulitan dari sebuah kesulitan lebih besar dari kemampuan kita mengatasi kesulitannya.

..Kubayangkan untuk memperjuangkan suatu kebaikan harus dengan mengatasi kesulitannya, yang sulitnya minta ampun; sesulit mendirikan tonggak di tempat yang sulit, misalkan itu di padang pasir. Sudah sulit kita menggali lubangnya, tiap kali digali tiap kali pula longsor mempersulitnya. Lalu tonggak kebaikan yang mau kita hunjam dan pancangkan di situ siap-siap menghadapi kesulitan baru.

..Haah! Kesulitan apa lagi itu? Tidak habis-habisnya kau menyanyikan kesulitan, apa pula ini?

..Hei, bukan aku ! Teriakku, sipengatasi kesulitan.

..Tuh lihat sana ! Tidak sulit kan satu persatu tonggak yang sudah sulit payah kau pancangkan dipake bergelantungan orang-orang sisulit(sipembuat-buat kesulitan) itu.

..By : Rahayu Winnet

..NB: Sebuah renungan: memperjuangkan kebaikan dalam dan sebagai sebuah sistem terkadang sesulit mendirikan tiang tiang di padang Sahara, sementara melakukan keburukan segampang merobohkannya satu persatu . Perlu pendekatan sistem yang jitu mengatasinya. Kalau bukan mengecor pangkal tiang itu, kita berusaha bagaimana mem’baik’kan mereka yang mau merobohkannya. Ideal sekali kalau bisa kedua-duanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline