Lihat ke Halaman Asli

63). Taruhlah Zainuddin MZ Selingkuh, Sekali pun Kharisma AA Gym Memudar

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_296070" align="aligncenter" width="300" caption="bukan kepada siapa hanya kepadaNya kita menggapai kebenaran, karena manusia bisa berbuat salah (google gambar)"][/caption] ..Tidak bermaksud apriori terhadap issue selingkuh mubaligh kondang Zainuddin MZ, tulisan ini coba menjernihkan otoritas berpikir kita terhadap kebenaran di tengah realitas persoalannya.

..Mereka yang tidak percaya isi berita tersebut dan menganggapnya fitnah, rasanya tidak cukup mampu mengcounter pikiran sebagian orang yang membayangkan: apa benar tokoh panutan mereka itu berselingkuh? Mereka di barisan terakhir ini punya ‘dalil’ berpijak: apa yang tidak mungkin bisa terjadi di zaman sekarang ini, sementara Zainuddin MZ tidak lebih dari manusia biasa yang bisa salah dan khilaf.

..Ada yang perlu kita jaga dari nuansa pemberitaan tersebut. Karena satu ‘aib’ yang disangkakan mungkin dilakukan Dai Sejuta Umat itu maka dipertanyakan semua kebenaran yang dibawakan dalam setiap ceramahnya.

..Saya coba mengajak kita berpikir satu hal: sesaat kita menerima dan setuju dengan satu kebenaran yang keluar dari perkataan seseorang, maka kebenaran itu sifatnya otonom. Dan tidak harus berubah salah hanya karena orang pintar mumpuni yang melantangkannya berbicara salah tentang hal yang sama atau soal yang lain.

..Saya suka beranalogi, contohnya seperti ini; kebenaran 2 + 2 = 4 yang kita setujui dari ucapan matematikawan cerdas tidak otomatis salah, sekali pun orang itu khilaf menjumlahnya di lain waktu, atau keliru dengan aksiomanya yang lain : 2 x 2 = 5. Arti kata, kita tidak harus menggeneralisir satu kesalahan yang terjadi maka salahlah semua kebenaran yang ada dari seseorang.

..Begitu juga kebenaran yang kita setujui harus kita terima secara tawadhu sekali pun ‘kepeleset’ terucap dari orang bodoh dan kerap berbuat salah. Emas itu(baca:kebenaran) tetaplah emas sekalipun terjulur dari lidah seekor anjing.

..Jadi malang benar kita kalau tidak percaya air laut itu asin hanya karena pernyataan itu datang dari orang yang suka bohongnya minta ampun. Karena sering dikadalin kita jadi tidak proporsioanal mengatain dia secara takabur:

.  . “Heeh lu, biar pun ente mau bilang air laut itu rasanya asin, gue nggak percaya!!”

..Hahaha ! Terus antum mau garamin masakan pake apa, coba..??

..By : Rahayu Winnet

..NB : * Pikiran ini tidak dengan serta merta membenarkan isue panas yang merebak. Catatan ini coba mengajak kita berpikir secara otoritas dan seotonom mungkin. Terhadap ‘kasus’nya kita tetap berpegang pada azas praduga tak bersalah. Apalagi berita ini baru sekedar gossip dan sikap dainya sendiri masih ditunggu.

..* Eh, kebawa-bawa pamor AA Gym, apa urusannya dalam catatan ini. Kayaknya sama. AA Gym dan sikap poligaminya telah ‘memalingkan’ kita dari semua kebenaran yang pernah marak syiarnya. Pada hal poligami itu sendiri hanya setitik “nila” dari keluasan samudra manajemen kalbu yang pernah dia ajak kita coba mengarunginya.

..* Baca juga :

.  .  . @ Taruhlah Bibit-Chandra Disuap

.  .  . @ Taruhlah Susno Duaji Bersalah

.  .  . @ Juga tulisan ini (hmm, sekali lagi) untuk catatan Taruhlah  dan Sekalipun yang berikutnyaa...

.  .  * Jadi taruhlah orang-orang terbaik kita bisa berbuat salah, kebenaran tetap terus diperjuangkan sekali pun dari dan oleh kita yang sudah terlanjur salah, Mari kita terus membenahi sistem agar menjadi lebih baik dan tidak kondusif untuk hal-hal yang bisa  memperburuknya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline