Lihat ke Halaman Asli

52). Sayang, Dia Lagi Mabuk?

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

...Sekembalinya dari menghadiri acara majelis taklim, kami beberapa jamaah masjid dicegat seseorang berperawakan besar yang lagi ngedumel. Setelah dicermati, dia tetangga sekitar situ.

...“Siapa yang bicara di mesjid tadi? Dia bilang mereka yang keberatan dengan undakan(polisi tidur, red) di jalan situ nanti dia yang hadapi. Bilang sama itu orang saya hampir celaka lewat jalan itu. Siapa yang suruh. . . . .!” Bapak itu terus bicara sesaat dipotong salah seorang dari kami.

...“Ada masalah apa, pak?” tanya kami sopan.

...“Siapa nama orang itu, biar saya tulis dan akan saya pertanyakan ke atas. . . .” bapak itu terus bicara.

...O ini rupanya satu dari dua tiga warga yang disampaikan ketua RT tadi, bahwa mereka protes adanya polisi tidur yang baru selesai dibuat. Laporan itu sendiri sudah ditanggapi bijak oleh pembawa acara sekali gus narasumber pengkajian tadi. Saat itu selesai dari acara pokok majelis taklim, kami diminta bersabar membahas tindak lanjuthasil kesepakatan musyawarah warga kompleksbeberapa hari sebelumnya. Antara lain soal undakan jalan. Tadi protes tersebut coba ditanggapi, apakah yang jadi masalah,keberadaan polisi tidur itu atau tingkat ketinggiannya. Nanti dia akan menemui warga itu, janji bapak moderator itu sebelum melanjutkan ke point bahasan lain.

...Dan sekarang di hadapan kami orang itu terus bicara mendongkol, sementara dua tiga jemaah sudah menjauh, pulang ke rumahnya masing-masing. Saya dan dua orang tetap bertahan ingin memberikan pengertian dan penjelasan sekaligus mencari solusi dari persoalan tersebut.

...Sayangnya bapak itu terus bicara kesal, bahkan memprotes bicaraku, bahwa rintangan jalan itu dibuat atas permintaan beberapa orang yang keselamatan anak-anak mereka sering terancam.Persoalannya apakah cara itu sudah terlalu mengganggu kenyamanan pengendara, atau maunya bapak itu untuk dibuat sedikit jalur untuk jalannya motor bisa diakomodir. Apalagi bukan cuma di jalan itu, di tempat lain ada juga polisi tidur. . .!

...“Haah, ini lagi! Kamu bicara tidak pake dipikir. Nanti kalau saya lapor ke atas, polisi bisa marah karena dibilang kerjaannya cuma tidur-tiduran di jalan. Jangan jangan nanti sebentar kamu bilang ada tentara tidur, jaksa tidur. . .!”

...Wah, kami ini sedang berhadapan dengan siapa? Sejak tadi bergantian dari kami telah berusaha memberikan pengertian, tapi bapak ini terus berulang dengan bicara yang itu-itu juga. Setelah [caption id="attachment_279746" align="alignright" width="300" caption="Mungkin posisi, eh polisi tidur ini yang dimaksud"][/caption] menyatakan pamit dan berlalu dari situ, sekilas kuingat ada apa dengan dua tiga orang yang tadi berlalu dari kejadian tersebut.

...Lamat-lamat aku menemukan kesadaran, tadi itu apakah kami tidak sedang menghadapi orang yang lagi mau bicara dan omong doang terus, alias mabuk?

...Wah, sayang sekali ! Bapak itu apa lagi mabuk yaa?

...By : Rahayu Winnet, jelang magrib, selasa 5 Oktober 2010.

...NB : Polisi tidur sering jadi dilemma/pro kontra antara warga yang punya anak kecil rentan kecelakaan di jalan tertentu, dengan pengguna kendaraan bermotor(tidak punya anak atau anaknya tidak di situ) yang merasa terganggu. Sebuah solusi keselamatan yang diapit oleh rasa aman segelintir orang dan ketidaknyamanan banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline