Lihat ke Halaman Asli

28) Jangan Pernah * Tidak Manusiawi

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seorang ustad tampil hikmad dan percaya diri berbicara di atas podium sambil dengan jumawa memberikan wejangan kepada umatnya:

“Jangan pernah menyekutukanNya……..”

“Jangan pernah berkata bohong………….”

“Jangan pernah berpaling dari kebenaranNya……..”

“Jangan pernah lidah ini mencaci, memaki,………..”

“Jangan pernah terlambat untuk mengakui kesalahan…….”

“Jangan pernah terbersit dalam pikiran untuk bercerai……”

“Jangan pernah mencuri………”

“Jangan pernah korupsi, kolusi, nepotisme…….”

“Jangan pernah menyesali telah berbuat baik……..”

“Jangan pernah meremehkan sesama………”

"Jangan pernah berpikir Allah itu nggak adil" (Chacha-Nenny Silvia)

“Jangan pernah ini, jangan pernah itu………”

Sesaat ustad itu berpaling ke samping, mengambil secangkir teh manis, meneguknya dan balik melanjutkan nasehatnya. “Jangan pernah……..???”

Di hadapannya telah lengang dan kosong, tanpa siapapun hadir. Ke mana mereka? Bertanya kepada pembawa acara di sebelahnya.

Apa jawab orang itu?

“Ustad, semua mereka sebelum ini telah pernah melakukan sebagian dari apa yang ustad katakan,…”

Sang ustad menggeleng-gelengkan kepala seraya berkata kepada orang itu: “ Anda sendiri jangan pernah berpikir seperti mereka…” Dan dalam sekejap mata , dia melihat orang itu sudah tidak berada di tempatnya. Menghilang dari ‘tidak pernah’!

Apakah kita tidak pernah seperti mereka?

Wah ustadnya mana? Baru mau merenung sesaat kesadaran ini, kita tidak sempat melihat ke mana raibnya ustad itu. Rasanya kemarin kita pernah menyimak kandungan ceramahnya bahwa tidak ada manusia yang sempurna (kalis) dari kesalahan. Dan rasanya pernah kita mendengar ada mubaligh mantan napi, penceramah mantan preman.

Jadi kalau ustad tadi sempat hilang dari ‘pandangan’ kita, jangan-jangan apa dia penceramah mantan itu. Pernah ini dan pernah itu !

By : Rahayu Winnet, 22.30 wita, Minggu 18 Juli 2010

NB : * YANG (tambahkan dijudul)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline