Forum G20 yang diselenggarakan pada tahun 2022 merupakan ajang untuk berkumpulnya 19 Negara dengan ekonomi besar untuk membahas isu-isu yang menjadi urgensi yang menjadi atensi dunia.
G20 memiliki posisi strategis dalam meningkatkan perekonomian negara. Anggota G20 sendiri merupakan representasi dari 80 persen perekonomian dunia, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.
Forum ini dilakukan setiap tahunya. Kebetulan tahun ini dilakukan di Bali 15-16 November 2022. Tahun ini pula Indonesia menjadi ketua dari G20. Tema dari forum tahun 2022 adalah “Recover Together Recover Stronger". Alasan pembuatan tema ini mengandung makna perbaikan perekonomian dunia yang terpuruk akibat pandemi Covid-19 2020-2021.
Indonesia memiliki kesempatan untuk melakukan diplomasi ekonomi multilateral. Upaya ini adalah untuk memperbaiki kondisi ekonomi pasca pandemi yang mengalami defisit. Indonesia akan mengupayakan instrumen keuangan yang merupakan upaya pengembangan sumber-sumber pembiayaan untuk mengatasi perubahan iklim dan menangani risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Investasi hijau yang sudah dicanangkan sejak 2015, perlu dimaksimalkan. Hal ini dikarenakan adanya ketimpangan Investasi Hijau antara negara maju dan berkembang di G20. Hal ini dikarenakan, harga jual beli kredit karbon (carbon credit) berasal dari proyek-proyek hijau yang bersumber dari negara maju diklaim jauh lebih mahal dibandingkan dari negara berkembang.
Forum G20 ini diharapkan menjadi ajang untuk menunjukan ekonomi hijau yang terus berkembang setiap tahunya, satu dekade terakhir telah mencapai USD859 miliar atau sekitar Rp12.264 triliun pada tahun lalu.
Dan bisa membuat negara berkembang yang ada dalam forum ini bisa meningkatkan peluang ekonomi hijau. Mengingat investasi adalah hal yang penting khususnya di negara berkembang. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh Meksiko, India, Afrika Selatan dan Indonesia untuk mengupayakan Investasi Hijau.
Indonesia sendiri, merupakan salah satu ladang investasi asing yang memiliki sumber daya alam yang besar. Hal ini dapat dikembangkan, karena Indonesia memiliki banyak hutan yang bisa menjadi "alat" untuk investor mengimplimentasikan bentuk investasinya. dengan pengelolaan hutan yang baik dari pemerintah, maka dapat mempermudah Investor menerapkan Investasi berbasis ramah lingkungan di Indonesia.
Green Invesment adalah suatu kegiatan penanaman modal yang berfokus kepada perusahaan atau proses investasi yang baik untuk lingkungan sekitar serta penemuan sumber energi.
Pengembangan green invesment ini juga akan berdampak bagi perkembangan perekonomian negara. Indonesia memiliki potensi untuk mengejar pemulihan hijau; laporan ini menunjukkan bahwa hanya 4% dari total dana stimulus yang telah dialokasikan untuk sektor hijau.