Lihat ke Halaman Asli

Game Berbau Kekerasan Semakin Luas, KPAI Minta Kominfo Blokir Game Online !

Diperbarui: 17 April 2024   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi--Sejumlah anak sedang bermain game online di warung internet (Warnet) di kawasan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.(MI/ BARY FATHAHILAH)

KOMPASIANA-Banyak kasus kekerasan terhadap anak dan pelaku kekerasan tersebut mengaku terinspirasi dari game online.
 
Hal ini membuat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah, khususnya Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo), bertindak tegas dan memblokir akses game yang terbukti berdampak buruk  anak-anak.
 
"Sudah seharusnya pemerintah dalam hal ini Kominfo segera bertindak, keluarkan regulasi untuk membatasi anak-anak menggunakan game online, terutama game online yang menjurus kekerasan dan seksualitas," ujar Komisioner KPAI Kawiyan  pada 17 April 2024

Komisioner KPAI menyampaikan, sudah banyak kasus yang timbul akibat game online yang menimpa anak-anak, mulai dari kasus pornografi anak, pembunuhan dan masih banyak lagi kasus  dampak  game online terhadap anak.
 
Kawiyan meminta Kementerian Informasi dan Komunikasi segera menerbitkan peraturan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
 
"ominfo harus tegas, blokir atau batasi (game online). Selain itu, peran keluarga dan sekolah juga harus ditingkatkan. Orang tua harus ketat mengawasi anak-anak saat main game online. Banyak dampak negatif bagi anak-anak. Sekarang ini, banyak anak-anak kita berkata kasar, seperti mampus, sialan, karena kalah dan menang (ketika) bermain game online. Sunggu sangat berbahaya game online itu bagi anak-anak kita," tambahnya.
 
Tak hanya itu juga, KPAI juga mewajibkan perusahaan game online untuk bertanggung jawab atas dampak negatif yang ditimbulkan terhadap anak-anak saat memainkan game tersebut.
 
Namun dalam hal ini tidak hanya pemerintah  yang terlibat, peran orang tua juga sangat penting dalam memantau penggunaan gawai oleh anak-anaknya dan membatasi penggunaannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline