Lihat ke Halaman Asli

PPI Jepang : Media Indonesia tak Profesional

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini sebenarnya sudah saya muat sehari sebelumnya di Kompasiana atau tepatnya beberapa menit setelah dipublis secara resmi oleh PPI Jepang. Tapi saat itu, beberapa menit setelah saya publish dihapus oleh admin yang menilai saya hanya mengcopy paste tulisan secara utuh walau ada dua paragraf yang saya tambahi. Kata Admin tulisan saya jumlah hurufnya lebih sedikit dari hasil yang saya copy paste. Tidak masalah, saya menerima dan akui keteledoran saya tentang hal tersebut.

Setelah mengecek, tulisan serupa belum terpublis di Kompasiana, padahal di beberbagai forum kabar ini sudah menjadi pembicaraan panas. Yakni tentang sikap Pelajar Indonesia yang ada di Jepang yang melihat pemberitaan media Indonesia masih sangat kurang profesional. Bahasa gaulnya saat ini, terlalu lebay dan dilebay-lebaykan (lebih-lebihkan).

Dalam tulisan yang dirilis secara resmi di website Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang dengan alaman URL http://ppijepang.org yang juga di share oleh http://sekolahjepang.com tersebut, ketua umum PPI Jepang, Fithra Faisal Hastiadi menyayangkan sikap media nasional Indonesia yang memberitakan tsunami Jepang terlalu berlebihan.

Menurutnya, sikap media nasional Indonesia sangat ingin memberitakan kejadian disana dengan cara menggugah orang banyak tetapi menyajikan informasi tidak benar, sehingga bukannya membuat masyarakat tercerahkan malah sebaliknya, merasa khawatir yang berlebihan apalagi dengan keluarga yang memiliki sanak saudara di Jepang. (Lebih lengkapnya tentang sikap PPI Jepang lihat disini)

Dalam siaran pers tersebut, PPI Jepang memberi peringatan kepada media di Indonesia dan menyarankan agar setiap jurnalis bisa lebih profesional dan tetap berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan Undang-Undang Pers. Salah satunya dengan menyiarkan berita secara informatif, berimbang serta diambil dari sumber-sumber yang kredibel, dalam hal ini tentang Kondisi umum WNI di Jepang.

Dia juga meminta kepada masyarakat Indonesia untuk tetap tenang menyikapi hal ini karena, tidak semua wilayah di Jepang mengalami kerusakan. "bencana gempa, tsunami, dan meledaknya PLTN Fukushima hanya berdampak langsung pada perfektur-perfektur di daerah utara Pulau Honshu, seperti Miyagi, Iwate, Fukushima, Aomori. Sedangkan secara umum kondisi di daerah selain itu, termasuk Tokyo, Osaka, Hiroshima, Fukuoka, di mana masyarakat Indonesia paling banyak berkumpul, dilaporkan aman dan tak ada korban," tulisnya.

Dia juga melaporkan bahwa KBRI telah berhasil mengevakuasi dan memulangkan lebih dari 100 WNI asal Sendai, Perfektur Miyagi ke Indonesia. Dan sampai saat ini, KBRI sedang mengevakuasi WNI lainnya di kota-kota di utara, seperti Iwate, Fukushima, Kesennuma, dan sebagainya.

Sementara terkait ancaman radiasi nuklir PLTN Fukushima, dia mengaku berdasarkan pada hasil rapat antara KBRI Tokyo dengan para ahli nuklir Indonesia di Jepang tanggal 16 Maret 2011 lalu, dinyatakan bahwa ancaman radiasi nuklir masih dalam lingkup kota Fukushima (radius 0-50km dari PLTN), sehingga tidak ada ancaman serius bagi kota-kota di luar radius 50km.

Namun demikian, dia mengaku bahwa KBRI Tokyo terus melakukan evakuasi terhadap WNI yang berada pada radius 0-100km ke Tokyo. "Perlu diketahui, KBRI Tokyo berada pada lokasi berjarak 250km dr PLTN Fukushima," terangnya.

Pernyataan sikap para pelajar Indonesia di Jepang ini tentu menjadi pelajara kepada kita, khususnya kepada media jalur utama untuk lebih mengedepankan keakuratan data sebelum mempublis hal tersebut ke masyarakat luas. Dampak dari satu berita yang tidak benar bisa membuat ketakutan berlebihan di masyarakat, yang jika hal tersebut terjadi media di mata masyarakat akan semakin jelek.

Akhir kata, semoga tulisan ini tidak dihapus lagi oleh Admin, dan saudara kita yang ada di Jepang tetap aman dan sehat walafiat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline