Lihat ke Halaman Asli

Tino Rahardian

Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Gencatan Senjata: Harapan Baru di Tengah Ketegangan Hamas-Israel

Diperbarui: 16 Januari 2025   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga Gaza dengan suka cita turun ke jalan merayakan kabar gencatan senjata (Foto: Hatem Khaled/REUTERS)

Setelah lebih dari 15 bulan konflik yang berkepanjangan, Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan dimulai pada 19 Januari 2025.

Kesepakatan ini menandai titik balik penting dalam hubungan kedua belah pihak yang telah lama terlibat dalam pertempuran yang merenggut banyak nyawa dan menghancurkan infrastruktur di Gaza.

Proses negosiasi antara Hamas dan Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata berlangsung cukup menegangkan, intensif dan kompleks, melibatkan berbagai pihak sebagai mediator.

Negosiasi dimulai pada 5 Januari 2025, dengan tim dari kedua belah pihak berunding secara intensif, sering kali selama 18 jam sehari.

Proses ini berlangsung di Doha, Qatar, dengan dukungan dari mediator seperti Amerika Serikat dan Mesir. Witkoff dan penasihat Timur Tengah Presiden Biden, Brett McGurk, berkomunikasi secara intensif untuk menyelesaikan detail-detail penting dari kesepakatan.

Para negosiator berkumpul di lantai terpisah di gedung yang sama untuk mendiskusikan usulan-usulan yang diajukan oleh mediator.

Salah satu tantangan terbesar adalah menyusun daftar pertukaran sandera yang ditahan oleh Hamas dengan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, yang dianggap sebagai isu paling rumit dalam perundingan ini (kompas.id, 16/1/2025; viva.co.id, 16/1/20225).

Latar Belakang Konflik

Konflik antara Israel dan Hamas telah berlangsung selama lebih dari 460 hari, dengan dampak yang menghancurkan bagi warga sipil di kedua belah pihak.

Menurut laporan, lebih dari 40.000 orang telah tewas akibat pertempuran ini, dan ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline